mencoba saja

Sunday, February 28, 2010

Februari (chapter_7 : Sunyi)




Nasib adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dari yg banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring -Chairil_1946

Pagi itu entah kenapa saya tiba-tiba getol pengen jalan-jalan menyusuri taman. Siapa tahu nemu kebahagiaan walau secuil di tepi jalan.

Dari gesekan rumpun-rumpun yg menderai memecah bisu, senyum adik-adik kecil yg berbagi keriangan, atau dari sinar pagi yg mengunduh kehangatan.

Namun semuanya hanya berlalu sekejap, sebelum kesunyian kembali menyergap perasaan saya. Wanita sudah kembali merasuki alam pikiran.

Menjalari di setiap sela organ tubuh ini. Hingga yg teringat hanya wanita.

Apapun tentangnya selalu menjadi menarik untuk dijelaskan dengan bahasa hati.

Baru sadar ternyata hati tak lagi semerdeka dulu...pasrah terjajah oleh harapan sendiri.

huffhh...kadang saya lelah untuk memikirkan semua ini. Memecahkan permasalahan sendiri ternyata lebih sulit.

Kerisauannya yg disampaikannya selama ini hanyalah perantara untuk mentransfer kesunyian dalam hidup saya.

Saya bimbang dan kembali berusaha menimbang-nimbang rencana pertemuan itu. Tak sabar atau memang tak sanggup ya?

Hadir saat hatinya risau sungguh tak dapat dibenarkan. Walaupun saya sering tak keberatan jadi tong sampah tempat menampung uneg-unegnya. Karena begitulah Wanita, limit air mata mereka lebih banyak dari kaum pria. Tak pernah cukup untuk disimpannya sendiri.

Empati saya tak seharusnya menimbulkan potensi untuknya berpindah ke hati lain.

Dan benar...terkadang kita tak pernah tahu, apa yg bakal menghadang di belokan sana... (to be continued)

oleh : dhe

No comments:

Post a Comment