mencoba saja

Wednesday, March 15, 2006

Pemenang Lomba Nulis Puisi

Tim Juri Lomba Nulis Puisi telah menentukan sebagai pemenang adalah sdr M. Mulash MR, hadiah sebesar Satu Juta Rp sudah ditransfer ke Bank Rekening dari sdr Mulash
Biography dan puisi yang terpilih dari sdr M. Mulash bisa dibaca di bawah ini:

M. MUHLASH MR, belajar menulis secara otodidaks dan mulai serius menulis cerpen, puisi dan esai semenjak tahun 2001. Beberapa karyanya telah tersebar di beberapa media. Diantaranya cerpen Berjuta Tangisan dan Partai Dlosor Memenangkan Pemilu dimuat harian sore Surabaya News, kemudian resensi cerpen yang berjudul Belajar Mencintai dari Cinta yang Hilang (dari buku kumpulan cerpen Cinta yang Hilang, Achmad Munif) dimuat di harian pagi Surya. Dengan latar belakang budaya jawanya, sempat menulis cerita pendek berbahasa Jawa (cerkak) yang berjudul Ing Ngendhi Desaku? dimuat oleh majalah mingguan berbahasa Jawa Jayabaya. Begitu pula beberapa tulisannya sempat nongol di www.penulislepas.com.

Kemudian, puisinya yang berjudul Lelaki di Malam Sya�ban dan Hidup ikut nyumbang dalam buku Antologi Penyair 2004 Jawa Timur (Festival Seni Surabaya 2004). Kumpulan puisinya yang tak sempat dipublikasikan oleh media massa, dipublikasikan dan disebarkan sendiri dalam buku antologi puisi pribadi: Di Sini (Pustaka-MUH, Januari 2004, edisi pertama), Ini Tinta Ini Cinta (Pustaka-MUH, Mei 2005, edisi revisi) kemudian mengalami perubahan format dan koreksi isi dengan judul yang sama, Ini Tinta Ini Cinta (Pustaka-MUH, September 2005). Penulis kini bekerja sebagai staf Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, selain juga menimba ilmu di Fakultas Sastra Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Alamat e-mail: em_er07@yahoo.com

ARTI HADIRMU
M. Muhlash MR

sungguh aku tak mampu
menolak bayang-bayang dirimu
dari jiwaku

tersibak dari hati tentang kejujuran
yang larut dalam ego
dan angkuh untuk berkata
walaupun sejenak

saat kau aku mengharap
bersama gelayut jiwa terpasung
pada rasa yang kian hanyut
dan akut

aku tercabik di emosi
akan mimpi-mimpi dan arti-arti
tentang rasa dan asa
akan hadirmu di sisi

bersama mimpi-mimpi
di malam yang kian pagi
dirimu terus menyapa diri
walau dalam igau mimpi

aku pun terbangun
dan mengucap: “aku cinta kau, kasih.”

Read More...