mencoba saja

Sunday, February 28, 2010

Februari (chapter_6 : Sempurna)




Bersandar pada tari warna pelangi,
Kau depanku bertudung sutra senja, Di hitam matamu kembang mawar dan melati, Harum rambutmu mengalun bergelut senda --Chairil Anwar_(Sajak Putih_1944)

oleh : dhe


Wanita tersenyum...

"Memang apa sih kebahagiaan yg menurutmu ada padaku" saya pun akhirnya terpancing untuk bertanya

"Suaramu seksi mirip Beby Romeo !" terdengar gelakan tawa pecah di seberang sana.

Pria ikut tergelak "Widdih sleketep...becandanya jelekk..hehe...eh Ta ! kesempurnaan itu jangan dicari. Karena tak ada Pria yg sempurna, di mana pun di muka bumi ini. Termasuk aku dan dia"


"tapi kamu punyai apa yg aku cari" Wanita langsung membalas

"halah...ngeyel, hehe. Mungkin sekaranglah saatnya kamu belajar menerima dgn apa yg sudah ada padamu, bukannya malah mencari ketiadaan. Karena dunia tak selamanya mempersembahkan apa yg kamu inginkan. Akan tetapi kita yg harus banyak memberi dan selalu berusaha mencari kebahagiaan itu hingga benar-benar terwujud bukan ?"

"kadang aku merasa terkekang dengan keterbatasan yg diberikannya"

"ah itu menurutmu. Menurutku ia terlalu sayang padamu, hingga ia selalu berusaha membuatmu aman, bahkan untuk membiarkanmu terluka walau segores saja. Ia teramat takut kehilanganmu Ta ! Itu wajar bagi semua Pria !"


"ia aku mengerti apa maksud mu, tapi dia terlalu jahat. Aku seperti merpati yg hanya mampu terbang di dalam sangkarnya. Itu bukan cinta namun mengekang. Bukankah kata mu cinta adalah kebebasan?"


"eh, kebebasan juga tak selamanya baik lo? Cari celah positifnya aja. Dia sayang titik."


"percuma aku cerita gini...ngga ngasih solusi sedikit pun"
Wanita manyun

"elloh...hehe. Kata siapa? Aku bilang begini karena aku peduli lo sama merpati,"

"terserah ..."


"marah nih"


"tau ah !"


"kata dia kalau kamu lagi marah mirip banget sama Dian. Tapi jujur aku nggak yakin, hehe"


"weeekk...Dian dari Hongkong,hahaha !"


"nah gitu dong ketawa, kan enak dibacanya, hehehe"


":p weekkk... Aku rasanya pengen deh ketemuan lagi dgn mu Pria...di tepi sungai bersisi rindu. Sambil dihibur symponi desau ranting cemara. Duduk bertiti di muara pelabuhan angin tempat perkawinan air laut dan air sungai. Yang menyatakan perbedaan tak menjadi perkara bagi keniscayaan."


Tak terasa ombak itu akhirnya pecah jua menempur batin ku yg sedari tadi bertahan dari gempurannya. Tapi hingga kapan aku mampu bertahan?

"Di senja yg marun kan!?" saya balik bertanya.

"Ya...ku harap kau besok datang tepat setengah lima. Saat dimana jingga bertahta. Oh iya satu lagi, gerobak es cendolnya jangan lupa dibawa ya ! Kan romantis tuh, jualan sambil menikmati sajian senja. Dapat dua keuntungan sekaligus. Dapat fulus dan dapat cinta, hehehe"

"hahaha..."
Pria tergelak.


***

Namun, apakah pertemuan mereka kali ini akan kembali menautkan perbedaan hati mereka yg sudah terlampau jauh. Layaknya persatuan air asin dan air tawar? Entah lah? ...to be continued

No comments:

Post a Comment