mencoba saja

Sunday, February 28, 2010

Februari (chapter_2 : Pelabuhan Terakhir)




"Ngelamun ya?? Hihi"
sekarang aroma farfum lavender dari tubuh wanita nyerengsek lubang penciuman pria. Nda nahan !


"cinta, februari, valentin apalah itu namanya? Semua hanyalah sebatas simbol penjajahan. Cinta bukan dari apa yg kamu kata, namun apa yg kamu rasa. Hati adalah penambatnya dan jiwa adalah layarnya. Cinta hanyalah ungkapan. Hati yg merasakan kegelisahannya" pria membuka wacana.

"trus ?" wanita bertanya sambil merapatkan kerah bajunya karena udara malam yg dingin sudah menjalari seluk lehernya.

"aku heran, betapa mudah orang berkata cinta ... Namun lihat pula betapa mudah ia nanti akan mencerca cinta ketika jiwanya nelangsa"

"trus ?" wanita semakin tertarik mendengar cerita pria.

"remaja tak lebih seperti perahu yg baru membentangkan layarnya. Bila tanpa tujuan jelas, maka akan mudah diombang-ambingkan lautan dan tersesat di tengah samudera yg maha luas"

"trus ?"

"trus melulu ? Ya udah sampe situ, titik"
kata pria tersenyum.

"trus, perahu layarmu tertambat di mana sekarang ?" wanita tersenyum, dari matanya nampak purnama

"ku harap suatu hari nanti pelabuhan terakhir ku adalah kamu ..."

(to be continued)

No comments:

Post a Comment