mencoba saja

Friday, August 7, 2009

Sajak Cinta yang Ditulis ketika Aku Tidak Sedang Jatuh Cinta




: ibu

Pernahkah aku jatuh cinta padamu, Ibu? Tidak,
sejak aku ada, aku mencintaimu. Karena cinta itu,
aku sekarang ingin menulis sajak cinta untukmu.


Karena cinta itu, Ibu, sejak semula, aku tahu
aku harus meninggalkanmu. Engkau juga begitu, Ibu.

Maka kau ajari aku lekas berjalan, berlari, memasang
sepatu dan kaos kaki, naik sepeda dan mengantarkan
aku ke sekolah --- ke masa depan yang kau tahu itu
kelak akan membawa aku jauh sekali dari engkau, Ibu.

Ya, Ibu. Dulu, aku tidak meminta engkau menyusuiku,
tapi engkau tulus memberi, dan tak pernah menanyakan
dengan apa kelak aku mengembalikannya padamu. Tidak,
Ibu. Aku tak ingat lemak atau manis rasa air susumu,
tapi bisakah aku lupa rasa tulus kasih sayangmu?

Sejak semula aku tahu, air susu pasti mengering di
dadamu, tapi bisakah aku melupakan apa yang dari
situ telah mengalir dalam tubuhku, dalam hidupku?
Melupakan apa yang mengikuti aku mengalir hingga ke
kini, hingga ke sini, ke tempat yang tak mungkin
kubawa engkau kemari, tak mungkin kutemukan kau lagi.

Pernahkah kau bertanya cintakah aku padamu, Ibu?
Aku dijawab oleh air susumu yang mengalir di tubuhku.

Maafkan, aku, Ibu. Mungkin tak pernah cukup kukatakan,
aku mencintaimu. Karena cinta itu, (ah, terlambatkah?)
aku sekarang ingin menulis sajak cinta untukmu.

No comments:

Post a Comment