mencoba saja

Tuesday, August 4, 2009

Mikael Takut Kepalanya Dipecah Damhuri

Seratus goncangan lonceng baru berdentang.
Seratus dentuman kelopak baru berkembang.
Seratus ledakan jantung baru tenggelam.

("Beku", 1976, Abdul Hadi W.M)



MIKAEL takut kepalanya dipecah Damhuri. Mikael takut
nanti semua muatan otaknya berhamburan. Padahal ia sudah
lama mengumpulkan: dari sobekan-sobekan buku mahal,
dari menongkrongi kafe dan keluyuran di malam mal-mal.

Mikael takut kepalanya dipecah Damhuri. "Jangan hina
kemiskinan saya," kata Damhuri. Tapi, mulut Mikael
suka meludahi mulutnya sendiri. Lalu dijilati sendiri,
dengan begitu, ia mengajari lidahnya takut pada hantu
kata-katanya sendiri. Mikael sayang pada kepalanya.

Mikael sayang pada mulutnya. Mikael sayang pada lidahnya.

Sayangkah Mikael pada rambutnya? Apa minyak rambut
kesayangan Mikael? Pasti minyak rambut istimewa sekali,
yang tak membuat otaknya menggelincir, kesana-sini.

Apakah mulut dan lidah Mikael suka dilumuri minyak juga?
Kenapa lidah dan mulutnya sering terpleset kesana-sini?

Takutkah Mikael mulut dan lidahnya juga dipecah Damhuri?


Catatan:
Ada "pertempuran" seru di FB Mikael Johani. Dia orang muda yang bosan dengan gaya kritik di koran-koran negeri ini. Lantas dia menulis dengan gaya urakan, katanya. Dia kali ini "menghantam" esai Damhuri tentang buku Martin Aleida di Kompas. Damhuri merasa terhina. Dan "mengancam" hendak memecah kepala Mikael. Kemudian terciptalah "diskusi" panjang.

Saya? Melengkapi serangkaian sajak saya yang "mengambil model" Mikael, lantas menulis sajak di atas. Sajak? Mungkin bukan. Saya memang tidak akademis pun tidak berbakat alam. Sajak-sajak lain bertema itu, saya tampilkan di bawah ini:

Cerita buat Johani Mikaela
Kebohongan Tentang Jakarta, Mikael!
Engkau Flu, Mikael?
Semakin Mikael, Semakin Baik
Gurindamikael: Hakikat Lidah
Perilaku Seksual Bahasa Mikael
Diselisihkan oleh Angin, Mikael!
Aku Bawakan Mikaelstik Padamu
Kawankau dan Engkau, Mikael
Kau Masih di Danau Itu, Mikael?
Masuklah, Mikael!
Seberapa Mikaelkah Anda?



No comments:

Post a Comment