mencoba saja

Tuesday, February 1, 2005

Sapuan Kasih Ilahi

Hartono Beny Hidayat

Sapuan Kasih Ilahi

Ya Allah, terhapus sudah jejak kaki dan senda gurau anak-anak kami ditepian pantai itu,
segalanya yang kami miliki dan kami banggakan tlah hilang tersapu oleh takdirMu,
Kini tinggallah puing dan ratapan tangis kami menggenangi negeri,

Ya Allah,Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Dari tanda-tanda kekuasaanMu,
Cucilah dosa-dosa kami dengan cucuran airmata kami sendiri,
dari reruntuhan ini, bangunlah rumah dan taman terindah disurga,
Untuk mereka-mereka yang belum mengenal dosa,yaitu bayi-bayi dan anak-anak kami

Dari tanda-tanda KekuatanMu,
Guncanglah ketamakan jiwa-jiwa kami yang masih hidup -dengan mengingat kematian,
KenapaYa Allah?!,
au sapu bersih manusia-manusia yang tak berdosa;
Anak-anak kami ; saudara, ibu dan bapak kami, tergeletak membusuk diantara puing-puing,
sedang kau biarkan rumah si korup tak terjamah; berdiri megah dan kokohnya !",
"Dimana tempat tinggal sejati kami Ya Rabb , dimana taman yang indah itu ,
bebaskan jiwa kami dari belenggu dunia, karena kami telah rindu untuk segera memasukinya!"

"Kamilah anak-anak kebahagiaan dan juga anak-anak penderitaan,
Kami kumpulkan harta benda ; kami bangun istana-istana yang luas, padahal dilubang gelap 2x3 meter kelak kami akan kembali,
Kami kenakan baju-baju mewah, menghiasi kepala kami dengan mahkota-mahkota indah,
kelak rumput akan tumbuh subur diatas tengkorak-tengkorak kepala kami!",

Ya, Allah ......Kini takdirmu telah tergoreskan, kehendakmu telah kau genapkan,
Maka ampunilah kami Ya Rabb, seumpama ini merupakan sebuah teguran dariMu,

Dari musibah ini , bimbinglah hati kami untuk mengingat serta mendengar segala seruanMu untuk kembali kejalan yang Engkau ridhai,

Kini tlah kami ikhlaskan semuanya, semua tak ada yang abadi, kepunyanMu segala yang ada dilangit dan dibumi,

Teguhkanlah hati kami untuk menghadapi cobaan ini,
Maha suci Engkau Ya Rabb, yang tak pernah binasa
dan berkuasa penuh atas segala takdir.


*****
Hasyuda Abadi

LIMA STANZA TSUNAMI

i
mulus menerimanya
tak sempat menolaknya
pulang ke dasar
bila berakhir dalam tenang
muram mencatat derita
kenangan yang sulit
trauma yang berbunga

ii
pertemuan ini hebat
perkenalan yang mengajar
tenat yang getar
gegar yang mencalar -
damai pantai
melupakan gelombang kecil
yang sering bermain di giginya
menjadi lorong ajaib
sebuah perjalanan
yang teruja

iii
demikian kias alami
dalam kelam lorong cahaya mendorong
makna kemulusan diri
tsunami hanya gelombang kecil
dari seluruh gelombang keagungan-Nya
titiknya di cermin pandang
peristiwa demi peristiwa
menguji alpa

iv
tsunami bukan hanya nama
tapi gelombang ini melebar andatila diri
mengakar ukhuwah

v
tsunami tidak hanya nama
tapi lorong untuk kembali


Ikatan Penulis Sabah,
6 Januari 2005


*****

No comments:

Post a Comment