mencoba saja

Tuesday, February 1, 2005

Kupu Kecil Itu...

Kupu Kecil Itu...
Rieke Diah Pitaloka

Kupu kecil,
pergilah, selagi rencong dan bedil jadi karat disimbah garam
pergi ke bunga yang lebih indah

yang tak mampu kutanam
laut,basuh kakinya!
mutiara, elus tubuhnya!
pergi ke taman yang lebih indah
yang tak sanggup kuanyam
angin, bombing kepaknya!
ombak, tuntun langkahnya!
Kupu kecil,biar kami di sini, jahit puing sisa puting beliung
biar kami di sini, sulam tilam sisa amuk dendam
Kupu kecil,saat sayapmu jadi rentang cahaya
hentakkan buat kami....
sejuta seudati!!!

Depok, 020105

*****

NOTE 3

benih yang kau semai dalam rahimku
Telah pergi bersama perahu nuh
Masihkah akan kau sembelih ismail ismail yang tersisa?
Bila kau enggan besarkan mereka,
Biar, biarkan bumi yang merawat
Karena langit tak suka tangis menyayat

2 Januari 2005

*****

..Di Beranda Baiturrahman

Berhari kupikir apa yang harus kutulis tentang kalian
Yang pergi saat langit cerah dan awan putih bersih
Penaku telah kosong dicabut bandang yang menjemput
Kataka jadi bisu melihat maut yang tak lekas surut
Seorang bocah tepekur di beranda Baiturrahman
Ke mana ia mengadu
sedang ibu hanya tinggalkan kain koyak
Ke mana ia berlindung
sedang bapak hanya tanggalkan kopiah lusuh
Air mata kering sendiri, tapi duka tak jua pergi
laut tak lagi pasang, namun buihnya terus bersarang
menebar sekarat di dusun-dusun
sepanjang Banda, Tapaktuan, dan calang
menabur ajal di pesisir-pesisir
sepanjang Singkil, Sigli, dan Bireun
Berhari kupikir apa yang kutulis tentang kalian
Yang pergi saat langit cerah dan awan putih bersih
Mata bocah di beranda Baiturrahman
Menggurat sejumput doa
Inalillahi wa ina ilaihi rojiun
Inalillahi wa ina ilaihi rojiun
Tak ada lagi yang mampu kutulis tentang kalian
Yang tersisa dari pagi yang runtuh

*****

Meulaboh

Meulaboh, Meulaboh....
Ke mana dukaku harus berlabuh sedang laut tak lagi punya dermaga
tepinya berakhir di pagi yang runtuh
Meulaboh, Meulaboh....
Ke mana tangis harus berlabuh
sedang perahuku tinggal separuh
diterjang ombak penuh gemuruh
Meulaboh, Meulaboh...
Ke mana pedihku harus berlabuh
sedang tubuh penuh peluh
jiwa lelah nyawa lumpuh
Meulaboh, Meulaboh
Izinkan doaku berlabuh
buat mereka yang tak lagi mengecap subuh

*****

No comments:

Post a Comment