mencoba saja

Monday, February 7, 2005

Puisi-Puisi untuk Atjeh ( 2 )

Tsunami........
Eka Agustina

Entah dimana nyawa berdiam duka
entah dimana aura ringkih meraja
entah dimana belahan jiwa menutup mata
Ku rindu....
Kasih bunda di tiap angka-angkaNya
Sejak bumi guncang kelopak mata
Hingga simbah airpun meronta
Pergi....
Pergilah jiwa dengan ikhlas dalam dada
di pelukan bunda
di gendongan tikar berbalut kafan bersama
belahan bumi dan semerbah jeumpa mewangi

tuk: Aceh ku

Semoga B'Dien, B' Bukri, Ramaniah, Cupo dan selruh keluarga di Sigli SELAMAT dari gempa yang buat duka di MAMA dan kami semua. Amiin....


kenapa baru menulis tentang aceh sekarang?
oleh Djenar


sepanjang indonesia merdeka, siapa yang paling merasa terjajah?
sepakat, acehlah dia
sepanjang indonesia merdeka, siapakah yang paling merasa di tipu
sepakat, acehlah itu
sepanjang indonesia merdeka, siapakah yang paling merasa di curangi?
sepakat, acehlah ini
lantas, setelah DOM, DM1-2 dan DS 1-2 dst
tsunami menenggelamkan sebagian penduduk aceh yang dari tahun ketahun berkurang populasinya.
setelah beramai-ramai rakyat aceh dikirim ke ladang-ladang pembantaian
setelah berbondong-bondong rakyat aceh pergi menuju pengungsian
kini berjamaah rakyat aceh di sholat ghaibkan
sepanjang indonesia merdeka, siap yang paling sengsara?
bahkan alam hari ini sudah tak bersahabat dengan aceh
siapa percaya?
lahir di aceh adalah sebuah musibah!
lahir di aceh adalah sebuah kutukan!
tapi rakyat aceh bangga besar dan mati disana
allahuakbar
demi tuhan rakyat aceh sudah terbiasa dengan ujian.
udep sare!
mate syahid!
saleum

*****

KABAR DARI TANAHMU
oleh den mas marto

tibatiba aku ingin menulis tentang atjeh
kupukupu yang membawa masasilam beranjak dari jendela kamarku sore tadi
bersamasama kunangkunang dan kukukuku orang yang meninggal pagi tadi
perang masih memerah di ladangladang ganja
angin bercerita kepada batubatuan, sampai kapan ia akan terus bertiup
di atas kelopakkelopak sejarah yang lelah
ingin aku berbisik kepada tjoet nja'
kelopakkelopak sejarah yang senyap, tak pernah dibaca mengerang malammalam dalam mimpimimpi kita mengerangerang seperti darah, ingatlah!
langit masih berkesiur
menggiring gugus bintangbiduk ke relung kubahnya ke sebuah lubanghitam
memamahmamah memori kita
memori yang juga berdarahdarah, o tanah!
kupukupu yang membawa asap sumurminyak beranjak dari jendela kamarku sore
tadi
mereka hendak mengadu kepada matahari

Yogya, 2004

*****


Tangisku (Indonesia Berkabung)
oleh mahameru

dedicated to Indonesia.

Tahu kah kalian ?
semua yang telah terjadi takkan kembali
penyesalan hanya tinggal penyesalan
sebab tiada akan seperti yang lalu
Coba kalian pikir
wahai anak-anakku..Aku telah lelah dengan semua kepalsuan yang kalian ciptakan
muakku sudah membengkak diperut ini
dan aku ingin membuncahkannya keluar
kesombongan yang kalian rajut pada untaian kata-kata palsu
tiada peduli akan nasib saudara
membuatku jenuh Aku rindu kedamaian
Aku rindu ketentraman
Bukan pertikaian atau caci maki antara kaya dan miskin
sebab kalian anak-anakku

*****

TSUNAMI 2004
oleh Rudi Suryadi

Di u***** Barat bangsaku
Air itu meluap begitu cepatnya
Menyapu semua rintangan yang dia mau
Melahap segala mahluk tanpa bicara
Sekejap saja ribuan orang kembali papa
Sedetik saja ribuan orang kembali pada-Nya
Semudah saja hilang segala singgasana
Tapi....mengapa aku diam saja
Aku di sini masih bisa tertawa
Aku di sini masih dapat bercanda dan menyanyi
lagu cinta
Sepertinya aku tidak merasa
Mentang-mentang di sini aman-aman saja
Padahal..........pada hari itu 14.000 nyawa telah melayang
Tuhan telah berkuasa dengan tangan-Nya
Begitu mudahnya Dia berkehendak
Dan pasti begitu mudah pula bagi-Nya memindahkan bencana ketempatku
Tuhan....aku jadi teringat pesan pesuruh-Mu
Aku jadi teringat dengan waktu sehatku sebelum
sakitku
Dengan hidupku sebelum matiku
Dengan mudaku sebelum tuaku
Terima kasih Tuhan
Engkau telah memukul punggungku untuk mengingatMu
Tapi mengapa begitu banyak korban untuk menegur kami
Semoga mereka tidak sia-sia
Aku hanya bisa menangis dalam hati

Plaza Kuningan Jakarta 14:21 27 Dec 2004

*****

No comments:

Post a Comment