mencoba saja

Sunday, October 26, 2008

pk. 00.00

kita masih bercakap tentang hangat laut. debar menunggu maut. kopi yang
kau tuang meluap ke atas meja ke atas lantai

"mainkanlah sebuah requiem untukku!"

secangkir kopi ternyata tak cukup berarti lepaskan dahaga atau hanya
iseng tak lebih sebuah iseng

"tapi tak pernah kupermainkan hidup. meski ia tonel
belaka. tapi tak pernah kupermainkan hidup. ujarmu pada waktu.
lalu kitapun menyerah selalu menyerah selalu kalah sial

mungkin ia masih ayah yang dulu yang suka hadiahkan kita topi koboi
dan pistol-pistolan."

ini mimpi kanak-kanak. kembali tawa kembali mimpi.

"kusembunyikan topimu di bawah ranjang, sebab punyaku hilang digasak
anak pasar. tapi kau tak tahu. kau menangis dan mengadu. lalu apa ia
bilang:
jadilah anak hidup yang piatu, lupakan mimpi lubang rahim ibu."

reguk tetesan akhir kau tuding malam dengan cangkir

"kucampuri kopi ini peptisida, baygon, cyanida!"

reguk tetesan akhir kau acungkan rembulan, bintang, bima sakti,
galaksi-galaksi

segala pedih.

No comments:

Post a Comment