mencoba saja

Friday, October 31, 2008

Terima Kasih Perempuanku

Kepada para wanita dengarkanlah aku, saudara laki-lakimu
Yang selalu berdiri di pinggir perbatasan
Siang dan malam
Sungguh tak pernah aku temukan perempuan yang tertawa dengan keras

Terkecuali dia menangis bersamaku
Di sini, di tepi jalan ini
Sambil menyumpah serapah, Dasar laki-laki, kau telanjangi aku
Agar kau puas menjinahi aku

Agar kau puas menatoku dengan gambar bibir dan tangan
Mata dan kondom
Bah…!
Cacian dech loch…!, demikian ejek laki-laki yang melihat perempuan itu menangis di sisiku

Bukankah kamu yang membuka rambutmu untuk aku belai
Bukankah kamu yang menyodorkan payudaramu untuk kusentuh
Bukankah kamu yang menelentangkan tubuhmu untuk aku jinahi
Bukankah kamu yang membuka auratmu untukku

Bukankah kamu sendiri…
Bah…!
Cacian dech loch..!, demikian ejek laki-laki yang melihat perempuan itu menangis di sisiku
Kepada para wanita dengarkanlah aku, saudara laki-lakimu

Yang selalu berdiri di tepi perbatasan
Dari dulu hingga sekarang
Sungguh tak pernah aku lihat perempuan yang berjalan tengadah sendirian
Terkecuali jatuh dalam kubangan dan di mangsa anjing-anjing jalanan

Yang jalang dan terus menggonggong
Bukankah kamu yang keluar mencariku
Agar aku menggigitmu di bibirmu, di payudaramu, di selangkanganmu, di jantungmu
Kenapa kau salahkan aku?

Hik..hik…cacian dech loch…!
Sementara para perempuan itu hanya bisa terus menagis
Bersamaku, di sini, di pinggir jalan ini
Sambil terus mensumpah serapah para lelaki yang menggigitnya

No comments:

Post a Comment