mencoba saja

Wednesday, November 25, 2009

Ilusi

Gambar dari sini



"keindahan wanita adalah kekuatan yang mengerikan"





air sungai musi meluap pasang
bendungan dosa tak mampu menampung hujan tangis taubat para kaum tirani
mengalir menjurusbersama angin ke pembenaman mentari
dua tangkai bunga ivy laun hanyut terbawa arus pekat
di ujung dermaga sebatang tubuh merangas
bersandar pada bentangan pelangi yang melengkung sore
wanita temaram menopang dagu mempersembahkan luka
dagunya yang runcing menjadi pertemuan dua tetes embun yang mengalir dari ujung kelopak daun yang berlainan
ekor matanya tak sengaja menangkap bayang dua tangkai bunga ivy yang terkulai lemah
dahinya mengerut penasaran ketika melihat dua bunga sejenis dengan warna berbeda
merah muda dan biru muda
ia kutip dengan jemari lentiknya dua bunga ivy kuyup yang pasrah dibaringkan arus
wanita temaram tertegun
ternyata pada kelopak dua bunga terdapat rawi dua pemuda yang dikirimkan arus teruntuk wanita temaram...
tanya menggelayuti hatinya
ia pun mulai membaca bait pertama dari kelopak bunga ...


ivy biru muda
wanita ...
tahukah?
sunyi adalah sahabatku
sepi adalah karibku
saat kau gantungkan cinta di pelanaku
kesendirianku musnah disapu lanscape pagi cerah
hatiku berbinar
ada harap yang ku kejar
dan akhirnya sepi ku hianati
sunyi pun pergi meninggalkanku
karena aku telah memilihmu tanpa paksaan
kau atmosfer bagi dunia kecilku
namun saat bunga-bunga menguncup
burung-burung bernaung di dahan-dahan
air sungai tenang tak bergemericik
saat tak lagi ku dengar suara alam
kenapa kau malah menghilang dan menjauh ?
ilusikah hasratku yang tlah terbaring, atau ilusikah cintamu sahabat ?



wanita temaram menghela nafas setelah membaca rawi pertama, jantungnya berdetak cepat, seperti diburu kesalahan tak berampun. Ia telah menghadirkan tangis bagi sepi dan sunyi.
Kemudian ia tarik kembali nafas perlahanmengatur ritme udara yang hilir mudik meresap dan menusuk ke pori-pori hulu hatinya tadi.
dan ia bersiap untuk membaca rawi kedua dari ...


ivy merah muda
semenjak kita pernah berbagi cerita di malam buta
dini hari seakan tak pernah beranjak
bintang-bintang slalu menemaniku
mentari tak lagi hadir di rinduku
ini kisah tentang rasa
tak akan ada yang sanggup untuk memintanya kembali
bahkan kau wanitaku ...
sekarang seberkas titik tlah jadi goresan
sebaris goresan tlah membentuk bagan grafik berbentuk hati
maukah kau pergi bersamaku mendaki rembulan dan mengunjungi bintang gemintang?
dan mengintip hanimun senja dan malam yang melahirkan sosok purnama ??
disana hanya ada "kita"



wanita temaram mengernyitkan dahinya saat membaca kalimat penutup. "apa katamu? kita ??." ia kembali merangas. terlalu cepat pria menyimpulkan perasaan seorang wanita. hemfh... pujangga dunia pena pun menyerah kalah, kala merumuskan perasaan kaumnya. karena hati wanita bagai arung jelaga panjang. butuh ikhtiar sempurna agar wanita mengata "aku cinta," dan butuh ketulusan jiwa agar ia mau melepaskan cadar hatinya yang mengantup bagi semua pria.
tak salah kalau bagi sebagian pria mengata "keindahan wanita adalah kekuatan yang mengerikan."

wanita bimbang bercampur kalut...
senja yang ditunggu dari tadi tak kunjung datang, dimana ia sering meluangkan waktu untuk berbagi keresahan hati bersama jingga.
akankah ia memilih sahabat jadi cintanya ?
atau memilih cinta yang jadi sahabatnya ?
...



by dhe

No comments:

Post a Comment