mencoba saja

Sunday, October 26, 2008

ketika kata ternyata

ia banting matahari itu ke lantai, sampai pecah berkeping. suaranya
berdentang seperti piano yang kau rajam dengan kapak dendam. lantai
yang tak pernah menyangka, memuntahkan dadanya: "kenapa kau lantakan
matahari?" ia merasa gusar dan tak habis pikir dengan segala lelucon
ini; daun-daun menggorok lehernya sendiri kerna tak mampu lagi berfoto
sintesa, perempuan-perempuan mencengkeram dada-dada lelaki. "kapankah
malam segera menepi? agar terbebas rasa dosa." tapi hanya sia. hanya
sia ditelannya. "kenapa kau lantakan matahari?" barangkali ia menjadi
gila, ketika kata ternyata bukan siapa-siapa.

No comments:

Post a Comment