mencoba saja

Saturday, June 20, 2009

Keroncong Kemiskinan

INI keroncong kami. Nada rendah sekali. Jatuh selalu ke sunyi. Yang mendengar hanya telinga hati. Tak sampai akhir kami sudah mati, tapi kami tak mati-mati.

Ini keroncong kami. Tuan tak pernah simak lagu ini, sejak lama sekali, kami sudah menyanyi. "Mengenang susah, hidup payah...." Tuan tutup hidung, mulut, dan mata. Tuan cuma ingin lekas datang zaman tubuh dan napas kami berpisah lagi.

Ini keroncong kami. Kami tak bisa pandang indah lukisan nasib negeri. Kala hidup menjelang pelukan mati. Tak ada yang menanti, tak ada kami ingin bertemu lagi.




No comments:

Post a Comment