mencoba saja

Monday, December 28, 2009

Rengas


Pria larut bersandar pada bentangan pagi

Parasnya lentung berpaku dagu

Sinar mentari jatuh pada pelupuk hatinya yang beku

Badannya merangas mengharap larap yang tak kunjung tiba

Sambil bersungut matanya memandang trotoar jalan



Bertebaran dedaunan kering disapu angin ke udara

Kadang ia menoleh kekiri dan kekanan celingukan

Seolah menunggu seseorang

Dan untuk kesekian kalinya ia pun kembali melepas nafas panjangnya

Orang yang dinanti tak jua nampak

Saat pundaknya bertumpu pada tiang lampu taman, kedua tangannya merogoh saku celana, dengan wajah menodong ke langit, tak sadar ia kembali teringat Jingga

Wanita yang selalu membuat hatinya berbinar

Pun sekarang batinnya kembali terbuai mahsyuk

Mengenang pertemuan tak terduga di pertiga jalan

Saat terik mentari lengas menyengat pori-pori kemaren petang

“Kapan kau tiba ???” Wanita bertanya

“Pagi tadi bersamaan hujan”

“Hemmmm yaaa…. Kau selalu datang ketika gerimis turun, begitu pula di benakku”

“Kau pun selalu lesap ketika langit cerah, bukankah begitu nona ???” pria tersenyum

“Ah… sudahlah jangan kau ungkit masalah silam, bukankah kita sekarang berubah? Seperti keadaan kita yang juga berubah ?” katanya sambil memandang pria

“Waktu dan keinginan yang merubah semua, dan tentunya takdir Tuhan yang menghendaki, juga dengan keadaan kita berdua”

“Hemmm… kau mulai bermajas” Wanita tersenyum kemudian diam

Semua pun larut dalam diam

“Oh iya… Kau punya anak berapa sekarang ???”

“Hahahahhahahahhahah… “ Wanita tertawa dengan tawa khasnya, lelaki rindu tawa itu, ia rindu wajah cerah itu “Memangnya wajah ku sudah seperti ibu – ibu apah ???”

“Ya… ku kira memang begitu, hehehe”

“hahahahhahahaha….” Wanita kembali tergelak

“Kenapa tertawa??”

“Tidak… aku hanya teringat sajakmu dulu”

“Benarkah?? aku lupa…”

“Ah… kau ini selalu begitu”

“Yang mana ??? Tentang Badak Bercula ???

“hahahahha… masa kau lupa sih???”

“??????”

T’estimo…………. Ingat ????”

No comments:

Post a Comment