
Pada Dua Cangkir Kopi
pada dua cangkir kopi
kita membagi kisah
tentang waktu yang tanggal
dari tangkainya
ini masih sore,
dua cangkir kita masih
menyisakan asap
membentang kemudian yang kita namakan
;esok
sungguh-sungguhkan besok itu waktu yang lain?
jika kemarin dan kemarin yang lain
tak membuat kita beranjak
dan gelas kopi masih saja menggeletak
masih saja kita duduk di tempat yang sama memandang
matahari yang sama, matahari yang sama; waktu yang sama
seperti waktu-waktu yang lian
mengucur ke dalam gelas kopi
orang-orang membagi kisah denga kental
dan pahit yang sama
lalu tertawa, entah tubuhnya sendiri
kita tak bisa menebak
cangkir kopi ini, sendok piring
ia yang barangkali sempat kita sapa
dulu – jika memang kemarin itu ada
pada dua cangkir kopi
kita menawar-nawar kisah
yang tak sempat singgah
lalu apa yang kita baca di cangkir kopi
selain menerka nasib sendiri?
/rumahlebah, 2005-2006
No comments:
Post a Comment