
MENGGAPAI SENJA
Ia terbangun, ketika ibu tua itu ada disana
Membuka periuk nasi, menyuap sibuah hati dalam sisa air mata
Renta dan sakit dari wajah tua tertindas
Gurat wajah itu pucat namun kasat
Ia tertidur lagi, saat bayi itu kembali merintih
Tangan keriput itu membelai dalam getar duka berkesesapan
Namun tak jua sisakit pergi
Ia terbangun dini hari, bagai pengecut jadi saksi
Cuma jadi saksi? Bisik demi gengsi nurani budak profesi
Bangsalnya menghela sikecil sakit tampa harta
Pelayan hidupnya mendera situa tampa harga
Graha asa hidup adalah kuburan bagi sipapa
Ia terbangun kambali esok hari, dan hanya jadi saksi
Sibayi nelangsa telah menggelupur sakit dan kedinginan
Siwanita tua telah berlalu dalam pilu kesendirian….
No comments:
Post a Comment