Sajak-sajak Wowok Hesti Prabowo
SEPERTI BONEKA
di sini kami seperti boneka, adikku
dibuang pemiliknya dalam apungan sampah
meriuhkan kemacetan sungai
kami mimpi pesta saat laut surut
ikan ikan terkapar menyimpan pesan
tetarian tawa menyepuh lapar
sebelum akhirnya gelombang
memuntahkan jejeritan
di sini kami boneka sakit, adikku
tersampir di kaki masjid
Tangerang, 2004
*****
TSUNAMI DUA
tsunami dua terbungkus di karduskardus
teronggok di bandara persinggahan
angin terus menghitung posko posko
tapi kapal bisu di pertapaan
lunglailah nestapa!
tsunami dua angin menggadai derita
digelontor utangutang lewat benua
meledaknya di kantong koruptor jua!
Tangerang, 2004
*****
LAUT MABUK
masjid itu sendiri berdiri, seperti tugu
mandangi batangan ombak mengoyak
magma mabuk dan tangis mengandung topan
tungkuku belum usai menanak air mata
saat laut datang tibatiba. berlarian ke bukit
mengirim duka. orangorang menjerit"
Aduh, perahu Nuh tak lagi menunggu!"
dan anakanak itu tak tahu mengapa
tak harus menanti ibunya kembali
masjid itu masih sendiri berdiri
menghardik badai pulang ke rumahnya
usai mabuk dalam pesta pembantaian
melempar orangorang ke langit dan
tinggalkan ribuan bangkai di onggokan sampah
"Tanah pecah itu tak pernah kita duga
adalah pintu ke surga," gumam sesuara
sambil mengubur rindu rumah petak
dan pertengkaran yang belum selesai
tibatiba serombongan burung gagak
menggenggam batangbatang luka menyepuh pagi
pekiknya, "Hoi, ini awal indah memabrikkan hati mereka
tatkala Tuhan dengan caranya telah menyucikan Jakarta."
Tangerang, 2004
*****
No comments:
Post a Comment