mencoba saja

Saturday, April 17, 2010

Puisi Rindu

Cinta senantiasa menghiasi kehidupan. Setiap manusia pasti memiliki cinta. Berangkat dari cinta, manusia bisa belajar menyayangi dan memiliki rasa rindu terhadap cinta yang ia miliki. Inilah yang memacu seseorang untuk kemudian menciptakan puisi rindu, yang sengaja diungkapkan untuk orang yang dicintainya.

Puisi Rindu I

rindu adalah keresahan hati

mengganggu pikir jiwa

menciptakan jati diri yang lemah

seperti dunia ini hampa

bila tanpa orang yang dicintai

(Moenthe Carlo)

Begitu dalam makna puisi rindu yang diciptakan Carlo. Tergambar kepedihan jiwa, tanpa kehadiran orang yang dicintainya. Ia merasa lemah tanpanya. Pastinya, akan menjadi kuat jiwa seseorang dengan kehadiran seseorang yang dicintainya. Pantas saja jika kemudian, ada pepatah yang mengatakan : di balik laki-laki yang hebat, ada wanita yang besar. Tidak berlebihan jika kemudian Barrack Obama dalam pidato pengangkatan dirinya sebagai Presiden Amerika menyebutkan sosok yang membuatnya menjadi seorang laki laki seperti sekarang ini adalah ISTRINYA, MICHELE OBAMA.

Puisi Rindu II

akan ke manakah angin melayang

tatkala turun senja nan muram

pada siapa lagu kuangankan

kelam dalam kabut rindu tertahan

datanglah engkau berbaring di sisiku

turun dan berbisik tepat di sampingku

belenggulah seluruh tubuh dan sukmaku

kuingin menjerit dalam pelukanmu

akan kemanakah berarak awan

bagi siapa mata kupejamkan

pecah bulan dalam ombak lautan

dahan-dahan di hati berguguran

(Emha Ainun Nadjib)

Puisi rindu karya Emha ini juga tidak kalah mengharukan. Betapa ia begitu mengharap hadirnya sang kekasih disisinya. Penyair yang telah melahirkan lebih kurang 25 antologi puisi yang berisi sekitar 800 judul puisi ini memang pernah berpendapat, jika seseorang ingin menghadirkan suatu karya, ia harus meyakinkan diri bahwa salah satu penikmatnya adalah dirinya sendiri. Dan jadilah orang banyak. Artinya, pada saat yang bersamaan, agar karya bisa dinikmati oleh orang banyak, ia juga harus rela untuk menjadi siapa saja. Tentu saja ilustrasi tersebut tidak mengatakan bahwa Emha cukup sukses mengatasi persoalan tersebut. Tetapi paling tidak untuk perspektif linguistis, karyanya memang memiliki "kelebihan" tertentu; dengan bahasanya yang padat, lugas, rileks, nakal, imajinatif, dan cerdas.

Puisi Rindu III

rindu adalah tali yang tak pernah putus

merentang di tiang hati, di tiang mimpi

kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut

pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari

rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang

tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia

disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan

biarpun hari semakin tua dan kelam sudah bermula

rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup

dari musim ke musim ia menjadi laluan

pengembara yang mencari cintanya yang hilang

disitu rumput yang telah lama bertukar warna

bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup

rindu adalah musim yang tak pernah tentram

resah datang gelisah berulang mengusik nasib

hanya dzikir dan do'a menjadi penawar mereda pedih dan sakit

dan sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan

dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik

(Nurasiyah dan Imat R.)

Puisi rindu yang dibuat oleh penyair baru di atas juga memiliki makna mendalam. Bagaimana rindu membuat hidup menjadi tidak tentram. Hingga penyair memiliki penawar untuk dirinya dan siapa saja yang sedang dilanda rindu, yaitu dengan memperbanyak dzikir dan do'a.




No comments:

Post a Comment