mencoba saja

Friday, March 19, 2010

Dia Seduh Dua Gelas Rosella

: SDD 

/1/

NAMA-NAMA di rak buku itu mungkin ikut
mendengarkan juga. Perbincangan kita.

"Kita minum seduhan ini saja..." katamu.

Tepat, kutebak dengan segera, "Rosella!"

"Ya," katamu. Ah, aku tentu lekas tahu
dari kelompok kelopak ranum marun itu.

Dan serta-merta - setelah seruput pertama -
kita bercakap dengan kata biasa, tentang
bagaimana cara meluarbiasakan kata-kata.

/2/

Nama-nama di rak buku itu, kubaca bagai
Dylan? Tagore? Elliot? Frost? Atau Lorca?

Mereka mungkin ingin juga kau pinjamkan
sarung, penyelimut tidur, pengganti piyama.

"Ah, tak perlu. Kita sudah sering mimpi
bersama. Bertemu di bait-bait bicara yang
kita garisbawahi, kita tandakurungi, kita
lingkari - dan kata-katanya jadi seunggun
api, menyala abadi, hangat sekali. Siapa
yang ingin lekas tidur dalam pertemuan
semenakjubkan ini?" katamu. Dan lekas aku
angguki. Berkala-kala. Berkali-kali.

/3/

Nama-nama di rak buku itu, satu per satu,
aku pelajari bagaimana cara memanggilnya.

Eh, betulkah itu? Sepertinya ada satu nama
yang aku kira sangat aku kenal di rak itu?

/4/

"Sekarang mari kuperkenalkan kau, kepada
namaku sendiri," katamu. Mengajakku ke
rak buku lain, yang bagiku sama saja dengan
yang pertama tadi - yang pada malam itu,
malam yang beracun mimpi itu - menjelma
menjadi akuarium, dan buku-buku itu adalah
ikan yang berenang riang, mematuki mataku.

Nama-nama di rak buku itu, semalam itu,
diam-diam makin meracuniku dengan Mimpi.

No comments:

Post a Comment