mencoba saja

Friday, January 29, 2010

poem

akhirnya, atas desakan beberapa teman saya yang jauh tapi dekat di hati, saya tampilkan jua puisi: "Lunto Kloof, Cinta Pertama Yang Gagal Kuselamatkan" di blog saya yang keren dan terkasih ini, agar keinginan mereka membacanya, terpenuhi. mudah-mudahan teman saya itu--dan juga pembaca yang lain--membacanya bukan karena terpengaruh puisi ini pernah meraih pemenang utama kedua sayembara menulis puisi cinta yang diadakan oleh tabloid Nyata pada februari 2008, berkompetisi dengan lebih dari 6000 puisi cinta yang lain. bagi saya apalah kemenangan, sedang 'kerja belum selesai'!

nah, teman-teman dan pembaca yang budiman pun yang tidak budiman, selamat membaca puisi di bawah ini karena puisi :)

Lunto Kloof, Cinta Pertama Yang Gagal Kuselamatkan

lalu ia menunjuk stasiun tua yang mati itu, keberangkatan
dan kepulangan yang tak lagi ada, dan sadar, kami pernah lugu
berciuman di sudut sekolah itu.
laila, lesung pipitmu yang bertahan, senja
mengembalikan ingatan kita pada cinta yang remaja, pada bagaimana
gugupnya aku menyentuh jemarimu pertama kali, di bangku taman gluck auf
yang kini tak ada. seperti orang rantai di kota ini, akhirnya semua pergi
menyisakan masa lampau yang hanya bisa dijangkau lewat memori. tetapi
di lembah ini, tubuhmu jadi lubang lubang tambang bekas yang ditinggalkan,
juga cinta pertama yang gagal kuselamatkan.

aku pandangi menara asap itu. ketika aku sentuh,
sungai mengalir dari bahunya.
waktu telah mengubah
bibir kita jadi milik yang lain. milik yang lain, laila.
aku kalungkan cindera mata di lehernya, syal pacar
dari jogja.
matamu gemetar, tanganku bergetar.
lunto kloof, lunto kloof, maafkan aku, laila.
ciuman pertama itu masih membekas
mustahil terhapus lekas

No comments:

Post a Comment