mencoba saja

Monday, November 30, 2009

hari-hari yang ku lalui begitu sangat menyedihkan.
bertubi-tubi masalah yang ku hadapi setiap harinya.
tapi aku tetap sabar menghadapi cobaan yang di berikan
allah swt kepada ku.


tapi smakin ku sabar menghadapi cobaan itu
aku merasa smakin berat menghadapinya.
ya allah tunjukanlah jalan keluar masalah
yang kau berikan pada ku.

Read More...

Wednesday, November 25, 2009

[Kolom Kamisan] Ketika Politik tidak Berperasaan

Oleh Hasan Aspahani

KETIKA politik bengkok, kata John F Kennedy, puisi yang meluruskan. Ketika politik kotor, puisi yang membersihkan. Tapi, saya sekarang nyaris tidak percaya. Tapi, kata saya, ketika politik tidak berperasaan, puisi sesungguhnya tak bisa berbuat apa-apa.


Politik kita sekarang sedang bengkok-bengkoknya. Kita yang tidak peduli pun terpaksa harus mengikuti juga perkembangannya. Hanya ada satu kata: memuakkan!

Saya mencoba percaya pada Kennedy. Untung saja dia yang memuja puisi itu seorang politikus, bukan penyair, maka kalimat itu menjadi terkenal, kerap dikutip, dan tak menjadi bualan basi.

Saya mencoba percaya, membaca-baca tentang puisi, dan ah saya kira Kennedy salah. Tak ada yang bisa saya lakukan dengan puisi untuk meluruskan dan membersihkan politik di mata saya. Kecuali satu hal: dalam puisi, hati dan jiwa menjadi pusat perhatian. Dalam politik? Saya tak bisa membawa dua hal itu ke sana tanpa tak merasa marah dan tersepelekan.

Politik, kalau mau ditata, mungkin harus dimulai dengan mengatur hati dan jiwa itu. Kita bisa belajar bagaimana itu dilakukan dalam puisi.

Dalam tulisannya "Jiwa Bernyanyi" di majalah Pujangga Baru, kemudian terbit di buku "Kebangkitan Puisi Baru Indonesia" (PT Dian Rakyat, Jakarta, 1969, cetakan ke-1)) Sutan Takdir Alisjahbana menulis begini: Puisi Indonesia yang baru, baru mulai. Baru sepuluh lima belas tahun sejarah yang terbentang di belakangnya. Setinggi-tingginya kita dapat berkata, bahwa sekarang ini baru selesai masa persediaan: masa merambah, masa merubuhkan tunggul yang lama untuk memberi tempat tumbuh bagi kembang yang baru.

Majalah Pujangga Baru mulai terbit pada tahun 1934 sampai mati di zaman pendudukan Jepang.

Dalam tulisan yang sama kita bisa temukan pernyataan: Kebangunan kususasteraan dan teristimewa puisi Indonesia dalam abad kedua puluh satu ini pun bukanlah lain dari pada bangunnya jiwa yang terikat, jiwa yang tiada dapat bergerak lagi di dalam buhulan ikatan dan simpulannya. Terasalah kepadanya sempit kurungannya dan pedih belitan rantainya, dan demikianlah telah selayaknya jiwa yang sadar kembali itu menghancurkan kungkungan dan ikatan yang menahan langkah dan geraknya.

Apa yang hendak dihancurkan itu? Takdir menulis: Sekalian sajak susunan kata yang terlazim, sekalian irama yang terbiasa, sekalian kiasan dan bandingan yang telah menjadi buah mulut dan pepatah dilemparkan, sebab hanyalah dalam udara bersih-jernih dan bebas-lepas akan dapat pula jiwa yang telah lesu-lumpuh itu menjelmakan dirinya segiat-gembiranya, semesra-mesranya.

Sebelum Takdir sampai pada pembahasan sajak-sajak raja-raja penyair zaman itu - antara lain J.E Tatengkeng, Rustam Effendi, Sanusi Pane - ia mengantar dengan sebuah paragraf penting: Semangat perlawanan, semangat hendak menghancur-remukkan dan melemparkan segala yang menghalangi dan merintangi itu bermacam-macam caranya terjelma dalam puisi Indonesia yang baru.

Apa hasil dari perlawanan itu? Sajak yang mengembalikan puisi kepada asalnya, yakni jiwa yang bernyanyi. "Di sinilah sesungguhnya terletak sari pembaharuan puisi Indonesia: hidup saktinya perasaan," kata Takdir.

Kenapa sajak demikian itu disebut Takdir sebagai sebuah upaya penyair Pujangga Baru mengembalikan puisi ke asalnya? Sebab, ia jelaskan, dalam syair yang lama perasaan telah lemas tertimbun di bawah debu perkataan. "Dan pujangga baru mengeluarkannya pula ke sinar matahari, muda dan hijau berseri-seri," kata Takdir.

Maka, Takdir saat itu menyadari, mengapa dalam puisi Indonesia yang baru itu bersemaharajalela lirik. Ia rumuskan sendiri apa yang ia maksudkan dengan sajak lirik yaitu: curahan kalbu yang langsung meresap ke kalbu.

Apa yang bisa dipelajari oleh penyair saat ini dari apa yang ditulis Takdir? Saya mencatat lima hal:

1. Lansekap puisi Indonesia saat ini terbentang jauh lebih luas. Kerja kolektif penyair saat ini seharusnya tidak lagi 'merambah, merubuhkan tunggul yang lama untuk memberi tempat tumbuh bagi kembang yang baru'. Kita tidak bisa lepas dari bentangan itu, tapi ini bukan penjara, ini adalah pijakan sekaligus tantangan untuk melompat dengan karya yang mampu menggapai cakrawala yang lebih luas. Upaya untuk keluar dari sana, atau meniadakannya sama sia-sianya dengan orang yang berkarya tapi tidak sadar bahwa ia berada dalam sebuah lansekap yang sudah lama terbangun. Ia seperti kadal terkurung tempurung!

2. Penyair Indonesia saat ini telah berada dalam sebuah iklim berkarya yang amat bebas, sebebas-bebasnya. Tetapi, amat disayagkan, ada penyair yang tidak bisa memanfaatkan kebebasan itu. Mereka kikuk, gamang, dan tak tahu harus menuju kemana. Mereka, sialnya, terkekang oleh kebebasan itu sendiri. Akibatnya, tak banyak pencapaian-pencapaian baru yang layak dicatat.

3. Penyair Indonesia saat ini tidak harus menghancurkan apa-apa. Apa yang ditinggalkan atau dihasilkan oleh pendahulu adalah puncak-puncak yang harus dikaji, dipelajari, dikagumi, kemudian harus ada niat untuk mengalahkan dengan membina puncak baru yang lebih tinggi, lebih menjulang, dan lebih kokoh pondasinya.

4. Penyair Indonesia saat ini tidak perlu berimajinasi membersihkan 'udara' dan dia pun tak perlu berkhayal hanya dalam udara yang 'bersih-jernih dan bebas-lepas' itulah baru dia bisa menciptakan karya-karya bernapas baru. Kita berada dalam udara kehidupan yang nyaris jenuh. Justru karya kitalah yang seharusnya bisa membersihkan kejenuhan itu, bukan sebaliknya membuat udara makin keruh. Karya kita harus menawarkan kesegaran.

5. Terima kasih pada Pujangga Baru yang sudah membangkitkan sajak lirik. Dalam batasan yang ketat, sajak lirik dihadap-hadapkan dengan sajak epik. Apakah kalau kita kini risau dengan sajak lirik, maka kita harus mengobati kerisauan itu dengan sajak epik? Tidak! Yang lirik dan yang epik akhirnya cuma gaya. Keduanya adalah sajak. Keduanya berhak untuk digarap maksimal. Yang harus ditolak adalah pemujaan pada satu bentuk, pada satu gaya, pada satu kecenderungan dan dengan itu kemudian meniadakan atau menutup jalan ke bentuk lain.


Apalagi kalau kecenderungan itu semakin memperparah kejenuhan 'udara' kreativitas. Dan itu yang terjadi di ranah politik. Udaranya terus-menerus dijenuhkan. Tak ada kreativitas. Para pemimpin, hanya pandai mendapatkan legitimasi dari rakyat, tapi tak pandai memberi inspirasi. Tak ada tindakan yang kelak dikenang dengan rasa bangga.[]

Read More...

02.50 am




berbisik berbagi dgn kumbang malam...


Sendiri


diam menghitam berlalu dentingan jam...


Tik tak tik tak tik lalu tak kemudian tik seterusnya enggan mengalah menyalahi kodrat

esok kembali datang...
sia menangisi diri lagi di pembaringan

usia mematang...

muda tlah terbang...

Jauh
Jiwa makin usang...


Adakah yg menanti ku selain sunyi...

Adakah yg menjerat selain masa yg berhimpit

Enyah kau mimpi, pergi kau duri


petang usia tlah menyala


bukan jadi arang apa abu, namun bara



adalah hikayat di malam pekat mengikat pesan pada goresan


pun pada dia...bintang barat bulan pualam ku terdalam

pori pori yg kemilau mata sipit sendu alis tipis bibir lembut terpelihara asma Ilahiah, penakut pada zaman pemalu kala siang tak pelit air mata di tiap sepertiga malam lentik jari jarinya selalu merekah menyambut fajar dgn istigfar


Di lembah lain
pun meradang malu membayang mengaca diri


melesat pada buaian hayalan penyair perang


rindu mengangkat pedang seru takbir jihad dalam hati bergidik menghadang maut menjalar urat memburu titel syahidiah

ALLAHU AKBAR !
Lantang dikerongkongannya menggelegar membelah langit dengan sabitan zulfikar



sekali lagi aku malu

diam...

)HE

Read More...

HATI ? :(

Gambar dari sini


TERBENTUK DARI APAKAH HATI ITU ?
UNTUK TUJUAN APA IA DICIPTAKAN PADA INSAN ?
APAKAH IA DAPAT MERABA SEHINGGA MAMPU MEMBUAT ORANG LAIN TERSENTUH ?
APAKAH IA BERBENTUK HINGGA MANUSIA MEMPEREBUTKANNYA ?
JIKA IA DAPAT DIBERIKAN, KEPADA SIAPA YG TERPANTAS DIPERUNTUKKAN ?

KADANG IA LUNAK, KERAS, BAHKAN CIUT . . .
UNTUK MENCINTAIKAH ?
UNTUK MEMBENCIKAH ?
LALU UNTUK SIAPA ?
IA RAJA PANGLIMA RAGA . . .
IA TAK TERLIHAT NAMUN TAMPAK
ANGGUN, JUMAWA, JUGA BIJAKSANA . . .

WAHAI HATI . . .
TUNDUKLAH DAN TUNTUNLAH AKU
KE JALAN TUHAN-MU . . .




: goresan malam di bawah hujan 02.21 am :

Read More...

Mata Jendela Hati

Gambar dari sini


Mata tak terjaga kemudian bertemu
Mata lekat kemudian takjub
Mata terpana kemudian takluk

Hati lalu bertanya siapa ia ?
Hati terjebak kemudian tumbuh rasa
Hati rindu lantas candu
Hati gelisah kemudian resah
Hati berkata kemudian bertanya
Apakah cinta ?
Hati berharap kemudian luka
Hati murka kemudian terlupa

Mata mengutuki diri
Hati pun menyesali

Namun, tak lama
Mata kembali tak terjaga
Hati pun kembali terseret untuk bertanya
Siapa ia ???




by Mata & Hati Lelaki


** 15 Maret 2009

Read More...

Hitam atau Putih

Gambar dari sini


Dulu hidup mu mungkin hanya sebatas abu-abu
Bukan putih bukan pula hitam
Namun kelabu

Pantas ! Jikalau dulu kau belum tahu
Mana hitam mana putih
Mana benar mana salah


Pun tujuh hari yang lalu
Kau masih abu-abu
Bukan hitam bukan pula putih namun kelabu


Kini saat Tuhan menyapamu dengan lahad
Apakah kau lantas sujud
Sadar dengan yang Ia maksud
Untuk segera menjadi hitam atau putih
Zahid atau murtad


Ingatkah bagaimana Ia menyapamu
saat malam mencekam
Saat kau melolong tak ada yang menghiraukan
Saat kau terjatuh remuk redam dalam kubangan

Tuhan sekarang mengenalkanmu pada hitam dan putih
Masa kelabu mu telah berlalu

Dan sekarang pilih mana?? Hitam apa putih?

Kacai dirimu...




|) |-| E

(lagi2 menyampah ! Teriakkan dengan lantang jangan menyampah disini !)

"Hati ibarat bongkahan es, keras membeku tatkala suasana hangat menghilang..." Selamat pagi Kaula ! Waktu sepertinya semakin bersicepat meninggalkan kita dalam kemalasan. Tak terasa sampai lagi di penghujung Minggu :D

Read More...

Ceh ii en CIN teh aa TA : MAHABBAH Bagikan

Gambar dari sini



Cinta merupakan persekutuan ruh dan batin.
Interaksi ruh dengan ruh, jiwa dengan kerinduannya.

Cinta sejati tak hadir dengan sekejap pandangan.
Cinta suci tak dibumbui aktivitas syahwati.
Karena cinta yang tulus didasari rasa saling menghormati.

Cinta bukan memanfaatkan situasi.
Dalam cinta tak ada hukum laba dan tak ada hukum failit.
Karena cinta tak mengenal sistem untung rugi.

Cinta diperoleh melalui proses panjang.
Cinta adalah buah dari kesabaran.


Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan dan mengerti apa yang tidak dijelaskan.
Sebab cinta tidak datang dari bibir atau pikiran, melainkn dari HATI






Ketika hati dan mulut mengata aku cinta pada-MU. Maka aku tlah menobatkan diriku untuk siap menerima ujian-MU. Berikan kekuatan, berikan kemudahan dalam mencintai-MU. Sehingga pada akhirnya rasa cinta itu terasa manis di qolbuku.

De Hah E

Read More...

Aku hari ini atau esok beda...




Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Mata lesi, tubuh pipih
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Punggung kendur, otot lentur
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Sungai mati, bukan ke hulu bukan pula ke hilir
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Setitik not minor, selarik epig terbuang
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Perwira mimpi, penurut nafsu
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Kumpulan hari, remah-remah waktu
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Merugi, menjahil
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Miliki angan, membesit impian
Aku hari ini atau kemaren sama saja...
Seorang hamba yang mengharap ampunan, seorang ummat yang mengharap pengakuan
Tapi semoga aku hari ini, esok, atau lusa berbeda dari aku hari ini dan kemaren
karena besok usiaku semakin dewasa, bersisa entah berapa ...


(catatan : mimpi-mimpi/harapan tahun lalu Alhamdulillah hampir semuanya tlah dikabulkan Allah SWT. Dan sekarang saatnya kembali menggores mimpi yang baru.)
15 Nopember 1986 - 15 Nopember ....

Read More...

MALARINJU...Oh ennnoo



Gambar dari sini

"Mata terpejam dan hati menggumam, di ruang rindu kita bertemu..."
ngelendot syair Letto di winamp laptop yang melempungkan hati pria, wajahnya puspas seketika.
"Mampus iki !!" ujar pria setengah teriak lalu menerawang ke langit.
ia tahu mana batas rindu
ia kenal batas cinta...
namun bukan seperti ini, jatuh pada rasa dan keindahan tak abadi
yang malah memaksanya untuk sukses jadi Majnun ke-2, "this is PETAKA" katanya lagi

"ente maksiat hati !" kata ikhwan Wawan menodong pria.
"loh !? Maksiat hati?? benarkah aku tlah memaksiati hati ini ??"

"poko'e ente maksiat TITIK !" kata ikhwan Wawan.
"SEMPRULLL ! Bukannya nasehati malah nodong koe Wan??"

yah... Rasa itu hadir saat tak perlu, hilang saat butuh...

hiks...
"Sayangnya di dunia ini ga ada yg jual obat MALARINDU... Selain dibakar dengan keta'atan dan Rindu pada ROBBUL IZZATI" Kata Pak Ngabudi sepupunya Pak Ngatijan.

(AKU SEDANG NYAMPAH :)

Read More...

Mencintai--TITIK--

Gambar dari sini


Bagaimanakah caranya mencintai ?? tiba-tiba wanita menanyai pada ketika sunyi.

lelaki yang tadi rebahan di pelataran mimpi tersingkap lalu terjaga. Ia tersedak mendengar pertanyaan wanita. Terlalu belia jika ia menanyakan hal itu. Terlalu pagi bagi tunas yang baru berbatang sepucuk, berdaun selembar.

Sambil memandangi lampu peron jalan 15 watt lelaki menadam pertanyaan wanita "mencintai itu seperti surya, memberi tanpa mengharap kembali"

wanita diam sesaat... ia mengernyitkan dahinya
"realis ! bukankah surya tak selalu ada? " kata wanita dengan matanya yang merenda tanya pada guratan wajah lelaki yang ngantuk.

lelaki kembali bingung karena di balas tanya, ia tak tahu harus menjawab apa lagi.
"atau mungkin seperti pohon, dilempari dengan batu namun dibalas dengan buah !!???"

wanita kembali hening... Namun tak seberapa hening ia kembali membalik jawaban dengan pertanyaan
"namun tak semua pohon memiliki buah bukan ??, tak semua orang bisa begitu, tak semua orang pandai menikung hati. Terlalu sempurna."

Lelaki kembali manyun. Ia malas menjawab lagi, namun dengan setengah antusias ia kembali mencoba...
"ataukah seperti pucuk batang ubi?
Rela dipatahkan, tak lantas mati namun kembali memberi dengan batang yang baru lagi ??!!"

wanita tersenyum...

"iya ... Aku ingin lelaki ku mencintai ku seperti pucuk ubi !!! dipatahkan tak lantas mati. Kembali tumbuh dan memberi memberi memberi teruuuuus" sembari wanita terkekeh geli sendirian.

"elllohhh ! wanita memang aneh" lelaki mendelik
...

:D he





sudahkah Anda mencintai ?

Read More...

Satire

Gambar dari sini


"Adakah hingga bintang redup? atau hingga gerimis turun setengah hati?"





Tepat pukul 12 lewat semenit. Terduduk pada sebilah bulan sabit. Dilindungi kabut malam dan gemerisik sayap-sayap burung kipas biru.
Putri Malam dengan masih berkurung mukenah pergi menggelandang ke taman langit.
Bulan menjemputnya selepas Isya.
Di hamparan sejadah merahnya masih menampung tangis istikharah berwangi kesturi.
Santer terdengar ia akan dipinang pangeran awan. Pangeran beruntung yang mendapatkan luqathah. Berupa Alexandrite hijau kemilau yang dipingit dari alam khayangan.
Sebelum ke tujuan akhir, bulan mengajaknya terlebih dulu berkelana bertandang ke berbagai belahan dunia. Ke Mekkah al mukarramah, ziarah di Madinah al munawwarah, melintas di atas pesisir sungai Nil Mesir, melihat kota Paris yang eksotis di malam hari, atau bahkan berlarian bersama lumba-lumba di samudera arktik dan mendatangi segala tempat indah lainnya di seluruh penjuru bumi.
Namun yang ternyata masih tak mampu memberi wanita malam berupa kebahagiaan.
Wajahnya pucat santan. Roman mukanya berair.
Ia tak pernah meminta kebahagiaan di malam terakhirnya. Ia hanya inginrembulan mengajaknya berkunjung melihat Pria Pengelana Mimpi untuk yang terakhir kalinya.
Priayang sering mengiriminya ribuan tangkai satire pada selembar daun lontar ketika senja.


Saat tepat melintasi atap pondok papan Pria Pengelana Mimpi. Dari awan Wanita Malam mengintip lewat balik jendela, ia tersenyum geli melihat wajah pria yang tertidur pulas didera kelelahan selepas pulang kerja, seperti yang pernah diceritakan pria suatu hari.
Terbesit mimpinya dulu berharap suatu saat dapat menghidangkan renyah senyumnya kepada pria saat terlelah pulang kerja, menemaninya berbincang dan bergurau menyapu penat atau berdua berbaring di hamparan rumput savana mimpi, sambil sesekali memetik intuisi liar Pria yang beremah di pelataran hatinya yang memapah luka.

Seberkas air mata pun kembali memercik membasahi mukenah wanita kala terkenang sebuah elegi pria yang dikirimi bintang bertubi suatu kala.
Selarik sajak yang mampu menembus relung-relung hatinya, dan memenuhinya dengan bebungaan wangi melati.
"Wanita... Tak ada yang mampu memanjakan hatiku selain tulus budimu...
Dan tak ada yang dapat mengusik hatiku selain candamu...
Dengarkanlah keluhan angan yang digubah oleh perenungan dan dinyanyikan oleh jiwa ini..."


Hati wanita terbesit gamang tiba-tiba.
Matanya nyanyar memandang kerlap-kerlip lampu kota dan bangunan yang menjulang bintang.
Bagai jutaan kunang-kunang yang digebah dari pucuk meranti hutan dini hari.
Bertebaran berhamburan namun senyap tenang.
Sebelum berangkat tadi ia berpesan pada Pria untuk taklagi mencarinya selamanya.
"Hingga kapan???" Pria bertanya.
"Adakah hingga bintang redup? atau hingga gerimis turun setengah hati?" Pria menyerbu.

"Biarkan nasib yang menjawabnya" Wanita membalas.

Hingga akhirnya rembulan mengejutkannya dari lamunan dengan keredep sinar kuningnya yang pasi dan memintanya untuk segera mengusap hujan di matanya.
Bahwa sebentar lagi ia akan sampai ke pelaminan langit nan megah dan bersanding dengan Pangeran Awan berdua selamanya.
'Pun kala bintang meredup atau saat gerimis turun setengah hati.'



by dhe

Read More...

Situasi

Gambar dari sini


Pada satu hikayat di pertengahan November ketika musim gerimis silir meraba bumi, yang bulir-bulir airnya bagai permata-permata bening yang berjatuhan dari taman langit.
Mentari redup digiring awan ke barat menuju pembaringannya.
Di saat cahaya lesap disesap gelap, beremah-remah bintang betebaran di kanvas hitam semesta.
Di tepian senja di atas hamparan buih lautan
Lelaki Penggiring Malam dan Wanita Temaram bersemuka.
Sejak perpisahan di suatu senja awal Mei musim lalu, mereka berdua bagai matahari dan rembulan yang tak pernah bersinggungan.
Tak saling mengabari, tak saling menghampiri.
Namun persekutuan awan dan udara mempertemukan mereka lagi di antara mendung, di bawah gerimis berembun yang membasahi bulu mata lentik Wanita Temaram.
Senja tersenyum mafhum memberi ruang dan waktu bagi keduanya untuk mengenang kisah lama.
Pada kesempatan itu tatapan Wanita Temaram tampak meneduhkan yang dapat mengubah gurun jadi taman, menukar tuba dengan susu.
Sesekali ia juga menampilkan senyuman menawan yang mampu menyesap langit mendung jadi gemintang.
Seraya menggelandang tatapan Lelaki Penggiring Malam menuju hatinya yang bergemuruh.
"Bolehkah aku tahu bagaimana perasaanmu ketika bertemu denganku duhai Lelaki ?" Wanita Temaram membuka percakapan dengan suaranya yang lena.

Lelaki Penggiring Malam menunduk kemudian merangkai sedikit senyum yang menampakkan lumpang di pipinya.
Dibuangnya muka ke arah pembenaman surya.
Ia sudah tahu apa yang tersirat jauh di lubuk wanita. Pertanyaan yang sering membuat hatinya yang keras meleleh luluh untuk kali keberapa.
Rasa yang hadir dan pergi tanpa pamit. Kemudian hilang saat ia butuh.
Maka itu Lelaki Penggiring Malam sadar untuk tak lagi mengharap rembulan, untuk tak lagi menjadi pungguk.
Sesambil ekor matanya beralih ikut terseret ombak biru ke tepian ngarai.
Lelaki Penggiring Malam mendesah sesaat sebelum menjawab pertanyaan Wanita Temaram ...
ia teringat sajak kecil Chairil tentang SITUASI nya
....
Tidak perempuan ! yang hidup dalam diri
masih lincah mengelak dari pelukanmu gemas
gelap,
bersikeras mencari kehijauan laut lain,
dan berada lagi di kapal dulu bertemu,
berlepas kemudi pada angin,
mata terpikat pada bintang yang menanti.
Sesuatu yang mengepak kembali menandungkan
....
Begitulah perempuan ! Hanya suatu garis kabur bisa dituliskan
dengan pelarian kebuntuan senyuman.


Wanita temaram tergelak mendengar sitiran Lelaki Penggiring Malam yang mendamparkannya pada juta tanya...
"apakah sedemikian ? hingga kau terpikat pada bintang itu ? adakah ini semacam ikhtiar duhai Lelaki ?" wanita menukas.
Tak berapa jeda lelaki lalu berkata
"Sandainya kedatangan air adalah dambaan bagi tanah yang kering
Maka bagiku, kau adalah air dan aku adalah tanah kering yang menunggu kepastian.
Sebanding dengan rasa girangnya seluruh makhluk yang mendambakan turunnya hujan setelah kemarau panjang."


Wanita tergolak dan kembali bertanya harap
"Apakah hingga sekarang kau merasakannya ???"

Lelaki Penggiring Malam terdiam, wajahnya yg tirus tiba-tiba tertampar hangat oleh sinaran mentari senja yang mengendap mengintip dari balik awan.
"Sayangnya itu dulu duhai wanita ! Sebelum aku tahu kau ada yang mencintai" kata Lelaki Penggiring Malam sesaat sebelum ia membisu.

Wanita Temaram mematung lama, dari ujung dermaga wujudnya tampak sempurna bagai sebuah hasil pahatan terindah karya Tuhan Yang Maha Mencipta.
Lalu di sudut matanya merembes air bening hangat meresap pada kulit pipinya yang putih merona terpantul oleh cahaya senja.
Bibir dan qolbunya bergetar, sambil terbata ia mengata "aku hanya korban dari waktu dan keadaan duhai lelaki."


Namun sayangnya Wanita Temaram terlambat, saat ia baru mengata Lelaki Penggiring Malam tlah lenyap bersama awan mengejar mimpinya terbang di balik bayang-bayang senja.

Wanita temaram pun kembali lena, di genggamnya bintang, hatinya miris saat udara malam menyusup mengusap tengkuknya, ditinggikannya kerah sweater biru mudanya. Angin dingin dan deru ombak malam menggelandangkan hayalnya kembali pada Lelaki Penggiring Malam yang dulu dikecewakannya, penyesalan menutup lembaran kisahnya kali ini.

Padahal ada satu lagi pertanyaannya untuk Lelaki Penggiring Malam jika diberi kesempatan;
"apa itu cinta duhai Lelaki ???"
Namun, situasi meluruhkan harapannya hingga tak bersisa lagi.
Hingga gerimis semakin lebat mengguyur pekat, malam yang tiba menjadi beku bagi Wanita Temaram. Sebeku hati Lelaki Penggiring Malam.
....


dhe



selamat datang November !

Read More...

Ilusi

Gambar dari sini



"keindahan wanita adalah kekuatan yang mengerikan"





air sungai musi meluap pasang
bendungan dosa tak mampu menampung hujan tangis taubat para kaum tirani
mengalir menjurusbersama angin ke pembenaman mentari
dua tangkai bunga ivy laun hanyut terbawa arus pekat
di ujung dermaga sebatang tubuh merangas
bersandar pada bentangan pelangi yang melengkung sore
wanita temaram menopang dagu mempersembahkan luka
dagunya yang runcing menjadi pertemuan dua tetes embun yang mengalir dari ujung kelopak daun yang berlainan
ekor matanya tak sengaja menangkap bayang dua tangkai bunga ivy yang terkulai lemah
dahinya mengerut penasaran ketika melihat dua bunga sejenis dengan warna berbeda
merah muda dan biru muda
ia kutip dengan jemari lentiknya dua bunga ivy kuyup yang pasrah dibaringkan arus
wanita temaram tertegun
ternyata pada kelopak dua bunga terdapat rawi dua pemuda yang dikirimkan arus teruntuk wanita temaram...
tanya menggelayuti hatinya
ia pun mulai membaca bait pertama dari kelopak bunga ...


ivy biru muda
wanita ...
tahukah?
sunyi adalah sahabatku
sepi adalah karibku
saat kau gantungkan cinta di pelanaku
kesendirianku musnah disapu lanscape pagi cerah
hatiku berbinar
ada harap yang ku kejar
dan akhirnya sepi ku hianati
sunyi pun pergi meninggalkanku
karena aku telah memilihmu tanpa paksaan
kau atmosfer bagi dunia kecilku
namun saat bunga-bunga menguncup
burung-burung bernaung di dahan-dahan
air sungai tenang tak bergemericik
saat tak lagi ku dengar suara alam
kenapa kau malah menghilang dan menjauh ?
ilusikah hasratku yang tlah terbaring, atau ilusikah cintamu sahabat ?



wanita temaram menghela nafas setelah membaca rawi pertama, jantungnya berdetak cepat, seperti diburu kesalahan tak berampun. Ia telah menghadirkan tangis bagi sepi dan sunyi.
Kemudian ia tarik kembali nafas perlahanmengatur ritme udara yang hilir mudik meresap dan menusuk ke pori-pori hulu hatinya tadi.
dan ia bersiap untuk membaca rawi kedua dari ...


ivy merah muda
semenjak kita pernah berbagi cerita di malam buta
dini hari seakan tak pernah beranjak
bintang-bintang slalu menemaniku
mentari tak lagi hadir di rinduku
ini kisah tentang rasa
tak akan ada yang sanggup untuk memintanya kembali
bahkan kau wanitaku ...
sekarang seberkas titik tlah jadi goresan
sebaris goresan tlah membentuk bagan grafik berbentuk hati
maukah kau pergi bersamaku mendaki rembulan dan mengunjungi bintang gemintang?
dan mengintip hanimun senja dan malam yang melahirkan sosok purnama ??
disana hanya ada "kita"



wanita temaram mengernyitkan dahinya saat membaca kalimat penutup. "apa katamu? kita ??." ia kembali merangas. terlalu cepat pria menyimpulkan perasaan seorang wanita. hemfh... pujangga dunia pena pun menyerah kalah, kala merumuskan perasaan kaumnya. karena hati wanita bagai arung jelaga panjang. butuh ikhtiar sempurna agar wanita mengata "aku cinta," dan butuh ketulusan jiwa agar ia mau melepaskan cadar hatinya yang mengantup bagi semua pria.
tak salah kalau bagi sebagian pria mengata "keindahan wanita adalah kekuatan yang mengerikan."

wanita bimbang bercampur kalut...
senja yang ditunggu dari tadi tak kunjung datang, dimana ia sering meluangkan waktu untuk berbagi keresahan hati bersama jingga.
akankah ia memilih sahabat jadi cintanya ?
atau memilih cinta yang jadi sahabatnya ?
...



by dhe

Read More...

Harapan

Gambar dari sini


"karena harta wanita adalah air matanya"




pada sebuah senja wanita jingga leka
terduduk di pelabuhan pasir putih menyendiri
kakinya menjuntai, berayun mengikuti rima ombak pesisir dan hembusan angin
wajahnya tertunduk bagai dahan layu kering
punggungnya membungkuk seperti pembenaman mentari senja
sudut matanya gerimis
satu persatu bulir air berongga gugur terlepas membaur bersama ombak
dan membuat laut yang tadi biru kini jadi keemasan
langit terkekeh...
ternyata air mata wanita seperti tinta perak yang disemai para malaikat dari langit jingga
yang konon lebih harum dari ribuan tangkai bunga almond
sebab butuh nyanyian rindu untuk menciptanya
atau sekam rukam untuk menghadirkannya ada
"karena harta wanita adalah air matanya"
saat ia meneteskannya untukmu maka bagimu hanya dua
hatinya adalah penjara atau hatinya embun yang berasa anggur.

wanita jingga merajah
diambilnya setangkai ranting cemara. Kemudian ditorehnya bumi dengan geram bermuka cuka
di atas pasir putih sehelai kertas biru terabai
kemaren pria lampai menyerahkannya dengan berwajah penuh harap

Jingga...
senja, hujan, kabut, dan bulan kelima selalu mengingatkanku padamu
tapi sayang kau lekas hilang
maafkan aku jika kau kecewa
rembulan telah melenakanku
maukah kau memaafkanku untuk itu?
Jika aku tlah pernah menyekam bara di hatimu
maka aku berjanji tak akan mengulanginya
adakah kesempatan kedua
dan adakah sedikit waktu untuk kita berdua?


"maaf ??" wanita jingga mendengus. tak ada lagi kata maaf dalam kamus ku untuk pria. setelah tujuh purnama ia dilupai dan dikhianati. begitu mudahnya kah kata maaf bagi seorang pria? terbentuk dari apa sebenarnya hati pria? keras seperti batu, seperti tanah yang lembek, atau lembut melayap sehalus sutera. tak berperasaan tapi terkadang memikat juga tak jarang plin-plan tak berpendirian.
wanita jingga murka. biarkan bara itu tetap ada. Biarkan ia tetap menyala. sampai nanti ada masa, seseorang lain datang memadamkan baranya dengan musim saljunya.


by dhe

Read More...

Tuesday, November 24, 2009

[Personal Esai] Mamaku, 2

AKU percaya, tak ada yang lebih membahagiakan Mama selain ketika orang lain bicara tentang kebaikan anak-anaknya. Karena itu, bagiku, tak ada yang lebih utama selain membahagiakan Mama, dengan cara apapun yang bisa dilakukan oleh anak seusiaku waktu itu, dan aku menemukan banyak cara.


Sesekali aku suka azan di masjid. Aku paling suka azan subuh. Hening sekali rasanya, membayangkan suara azan kita mencapai relung-relung kampung. Membangunkan orang-orang untuk sembahyang. Yang selalu kubayangkan adalah mama mendengar azanku. Mama, setiap hari, jauh sebelum azan subuh sudah bangun untuk menyiapkan kue-kue, yang nanti pagi harinya kuantar ke warung-warung dan kujajakan keliling kampung.

"Kamu tadi azan ya?" Mama selalu bertanya begitu setelah aku pulang dari masjid salat subuh berjamaah, jika subuh itu aku azan. Dia kenal suaralui: suara anaknya. Sesungguhnya aku bukan muazin yang baik. Suaraku seperti kumbang dalam buluh. Rendah. Susah mencapai nada tinggi. Suara yang bagus - ini istilah mama - seperti kemiri ditampi di nyiru. Bergemerincing nyaring.

Mama selalu menceritakan jika di pengajian ada yang bertanya tentang aku - anaknya yang tiap pagi menjual kue. "Aku beli kuemu tadi pagi. Siapa itu anakmu yang jualan itu? Rajin dia ya, tak malu-malu," begitu kata Mama menirukan si penanya.

Pertanyaan-pertanyaan dan cerita-cerita kecil seperti itulah, yang bagiku menunjukkan betapa besar perhatiannya, yang kini kurasakan membuat aku jadi berani menghadapi masalah apapun dalam hidup kelak.

Satu hal yang tak pernah kulupakan adalah ketika suatu magrib, ketika Abah sedang tidak di rumah, Mama menggelar sajadah di rumah untuk kami sembahyang berjamaah. "Kan Abah tak ada. Siapa imamnya?" kata saya.

"Mama tidak boleh. Imam harus laki-laki. Kamulah yang jadi imam," kata Mama. Waktu itu saya masih SD, belum lagi disunat, dan tentu belum akil balig. Tapi, waktu itu aku sudah hafal semua bacaan salat. Mama tahu itu, karena di rumah, dia yang membantu aku menghafal. Dia yang memastikan aku sudah benar-benar hafal sebelum ujian hafalan di sekolah.

Aku tidak akan pernah melupakan itu. Peristiwa kecil yang sekian puluh tahun kemudian terus-menerus membentuk kesadaran bahwa aku adalah laki-laki, dan laki-laki adalah imam yang harus berani memimpin.(bersambung)

Read More...

[Personal Esai] Mamaku, 1

MALAM itu Mama menyibak kelambu. Aku belum tertidur penuh. Mama memandangi aku, anak lelakinya yang baru lulus SMA. Ia menatapku lama sekali. Ia tak mau membangukan aku. Dengan mataku yang pura-pura memejam, aku bisa melihat ia sedih, haru dan bangga. Aku pura-pura tertidur.



Sedih,karena ia harus rela melepas aku pergi kuliah ke Bogor, keesokan harinya. Haru, karena dia sempat tidak setuju aku berangkat kuliah jauh. Sejak mengisi formulir undangan masuk IPB, dia sudah keberatan. "Mudah-mudahan tidak diterima," katanya.

Dia keberatan karena membayangkan biaya kuliah yang kalau diukur dengan penghasilan keluarga kami saat itu pasti tak terjangkau. Abang sulung saya waktu itu sudah kuliah di Politeknik Samarinda. Dua adik saya pun sudah sekolah di SMP dan SD. Sementara itu belum semua pohon kelapa kami berbuah. Padahal, itulah satu-satunya sumber penghasilan kami yang tetap. Sesekali Abah berdagang. Mama juga sudah tidak kuat berjualan kue lagi. Lagipula waktu sudah banyak orang lain yang juga berjualan kue. Mamaku kasihan, dia seperti mengalah, memberi kesempatan pada orang lain.

Ditambah cerita-cerita tentang betapa mahal, berat dan susahnya menempuh pendidikan di Jawa sana. Standar pendidikan antara Jawa dan luar Jawa senjang sekali. "Kalau nanti pulang karena DO, bikin malu saja," kata Mama.

Bangga, pasti karena waktu itu akulah anak kampung kami yang pertama kuliah ke Jawa. Kelak ketika menerima telegram dari saya, kakek saya menangis membacanya. "Ada juga keturunanku yang menginjak tanah Jawa," kata kakek waktu itu.

Dan saya berkeras hati. Tiket pesawat saya dapat dari seseorang yang amat baik hati. Aku punya sedikit uang yang terkumpul dari honor kerjaku di surat kabar di Balikpapan. Sejak kelas satu SMA aku sudah bekerja, jadi reporter dan kartunis lepas.

Aku berangkat kuliah ke Bogor. Soal biaya kuliah aku yakinkan Mama dan Abah bahwa di Bogor nanti tak lebih mahal daripada Samarinda. Dan saya berjanji akan bekerja sambil kuliah. "Di Balikpapan saja ulun kerja. Padahal cuma ada satu koran. Bogor kan dekat dengan Jakarta, banyak koran di sana, pasti banyak kesempatan kerja," kataku.

Kuliah ke Jawa, inilah satu-satunya "perlawanan"-ku kepada Mama. Aku anak yang amat patuh padanya. Hadist yang pertama aku hafal adalah "surga itu di bawah telapak kaki ibu". Aku sangat takut jadi anak yang kualat, dan terhalang masuk surga karena melawan Mama.(bersambung)

Read More...

Monday, November 23, 2009

PENGAWASAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PRODUK IMPOR ASAL CHINA

PENGAWASAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PRODUK IMPOR ASAL CHINA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Pada Mata Kuliah “PKTI”





Disusun Oleh :
ULFA ULA
210208012

Jurusan/Prodi
Syariah/Muamalah

Dosen Pengampu:
LUHUR PRASETIYO M.E.i

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
Januari 2009
BAB II
IMPOR MAINAN DAN MAKANNA BERBAHAYA ASAL CINA

A) Pengertian Impor
Impor adalah pemasukan barang dari luar negeri ke dalam negeri. Yang dimaksud impor ini adalah munculnya barang dari Cina ke Indonesia1

B. Produk Impor Cina Dan Kandungannya
? Makanan
? minuman
? kosmetik
? Pasta Gigi

Produk Mainan Cina Di Indonesia mengandung timbal berat dalam zatnya. Hal ini diakui ketua APMETI Dahang Sasongko mengatakan hampir 80% mainan-mainan dari Cina mengandung racun dan timbal.
BPOMRI menyatakan bahwa, permen dan manisan impor dari Cina mengandung formalin, yakni zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi.
Kemudian BPOM mengumumkan bahwa lebih dari 29 jenis produk kosmetik dari Cina juga mengandung Mercuri, zat berbahaya bagi kulit2
C) Formalin dan Pengawet Berbahaya Pada Produk Impor Cina.
Tampilan mainan anak-anak yang menarik dngan bentuk warna yang lucu, memang sangat menggoda kaum ibu untuk membelikan mainan anak mereka, apalagi harganya relatif murah dipasaran. Tanpa disadari dalam mainan itu tercampur mercury.
Mercury mengandung racun yang berbahaya bagi darah manusia janagnkan pada kulit balita, pada kulit orang dewasa saja dapat berakibat penglupasan seperti luka bakar.
Formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat adalah zat yang sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia, akibatnya memang tidak langsung tapi perlu waktu untuk proses dan dalam jangka waktu tertentu sangat berbahaya bagi kesehatan.
D. Pengawasan Pemerintah Indonesia Pada Produk Asal Cina Dan Dampaknya
Pemerintah hendaknya bijaksana dalam menyikapi produk Cina yang mengandung racun. Yang pertama dan utama harus dilindungi adalah masyarakat. Kalau hanya demi hubungan baik dan devisa harus mengorbankan rakyat tentunya kurang bijak, karena itu kebijakan menghentikan impor produk-produk berbahaya jangan dikalahkan kepentingan sesaat.
Sampai saat ini Indonesia belum memiliki badan pengawas dan perhitungan khusus untuk produk mainan Impor yang menyalahi prosedur perizinan. Padahal prosedur perizinan itu sangat berbeda pada makanan dan minuman ada nomor izin tertulis yang tertera dalam kemasan, sementara pada produk mainan tidak ada nomor izin.
Terdapat dua kelemahan pemerintah berkaitan dengan perlindungan konsumen yang memakai produk bergerak:
Belum ada undang-undang khusus yang mengatur atau melindungi keberadaan produksi mainan
pemerintah tidak memberi nomor registrasi pada mainan impor sebagaimana yang lazim tertera pada setiap produk makanan.3
Dampak yang timbul dari pengawasan Pemerintah Indonesia, awalnya Cina tidak merespon setelah dibukanya kasus-kasus produk Cina bermasalah di Indonesia itu, akhirnya Cina mengeluarkan larangan Impor bagi produk perikanan dari Indonesia karena mengandung bahan-bahn yang berbahaya, juga melarang masuknya produk asal Indonesia yang dinilai mengandung zat racun dan penyakit yang disebabkan hama.
Entah dengan alasan yang jelas atau dibuat-buat anehnya larangan impor produk Indonesia oleh Cina itu justru terus terjadi setelah Indonesia mengungkap banyak tentang betapa berbahayanya produk-produk made In Cina tersebut.
Berdasarkan data Bank Dunia, ekspor makanan olahan Indonesia ke Cina mencapai US$ 36 juta. Sementara Impor Indonesia dari Cina berkali lipat US$ 190 juta. Dalam situasi seperti ini yang diuntungkan adalah pihak Cina, mengingat neraca perdagangan Cina lebih besar dari Indonesia.4
PENUTUP
Kesimpulan

Perlu diadakannya pengawasan oleh pemerintah Indonesi terhadap produk impor asal Cina karena telah terbukti mengandung racun dan zat-zat berbahaya. Pemerintah belum mengambil tindakan tegas dalam kasus ini, hanya mengurangi impor asal Cina, akan tetapi hal itu berdampak Cina menghentikan impor barang dari Indonesia dengan alasan mengandung bahan-bahan berbahaya




DAFTAR PUSTAKA

? Arfina, Eka Yani.tt, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya,Tiga Dua.
? Http://www.Liputan6.com
? Http://www.Pikiran-rakyat.com
? http://www.SeputarIndonesia.com
? http://www.Suarakarya-online.com


Read More...

MAKALAH EPISTEMOLOGI POSITIVISTIK

EPISTEMOLOGI POSITIVISTIK

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada
Matakuliah “Methode Penelitian”



Disusun oleh:
MASDARU KILMY 210208005
SUBKHAN ALIMUDDIN 210208015
MUSHLIH CANDRAKUSUMA 210208056

Dosen Pengampu:
Aji Damanhuri, M.E.I.
NIP: 150321629


JURUSAN SYARI’AH
PRODI MU’AMALAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2009

BAB I
PENDAHULUAN
Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman modern, khususnya abad ke-17, adalah persoalan epistemologi. Pertanyaan pokok dalam bidang epistemologi adalah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apakah sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar, serta apa yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bercorak epistemologis ini, maka dalam filsafat abad ke-17 munculah dua aliran filsafat yang memberikan jawaban yang berbeda, bahkan saling bertentangan. Aliran filsafat tersebut adalah rasionalisme dan empirisme.
Empirisme itu sendiri pada abad ke-19 dan 20 berkembang lebih jauh menjadi beberapa aliran yang berbeda, yaitu Positivisme, Materialisme, dan Pragmatisme. Dalam makalah ini akan dibahas tetntang seluk beluk positivisme dan penilaian atas implikasinya. Positivisme berkaitan langsung dengan perkembangan pola fikir manusia dan ilmu pengetahuan yang lebih kita kenal dengan istilah epistemologi positivistik.
Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri epistemologi positivistik?
2. Apa saja kelebihan dari epistemologi positivistik?
3. Kritik-kritik tehadap epistemologi positivistik?

BAB II
PEMBAHASAN

Epistemologi Positivistik
Epistemologi positivistik berasal dari dua suku kata yaitu epistemologi dan positivistik. Istilah epistemologi berasal dari kata “episteme” yang berarti pengetahuan, dan “logos” yang berarti teori. Secara etimologis, berarti teori pengetahuan. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan atau menyelidiki tentang asal, susunan, metode, serta kebenaran pengetahuan.
Positivistik merupakan aliran filsafat yaitu positivisme berasal dari kata “positif”, kata positif disini dapat diartikan dengan factual yaitu sesuatu yang berdasarkan fakta. Positivisme mengutamakan pengalaman, hanya saja berbeda dengan empirisme Inggris yang menerima pengalaman batiniah/subjektif sebagai sumber pengetahuan, positivisme tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman batiniah tersebut. Ia hanya mengandalkan fakta-fakta belaka.
Jadi epistemologi positivistik adalah teori pengetahuan yang didasarkan pada penglaman berdasarkan fakta.

A. Ciri-ciri Epistemologi Positivistik
Epistemologi positivistik mempunyai ciri-ciri yang bertitik beratkan pada kata positivistik yang berasal dari salah satu aliran filsafat yaitu positivisme, adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Penekanan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar tentang realitas. Telah ada upaya-upaya untuk membangun sebuah sistem yang menyatukan seluruh sains di bawah satu metodologi logis, matematis dan eksperiensial.
2. Positivisme mendasarkan sesuatu pengetahuan atas prinsip verifikasi, sebuah kriteria untuk menentukan bahwa sebuah pernyataan memiliki makna kognitif. Sebuah pernyataan dikatakan bermakna jika dapat diverifikasi secara empiris. Segala pengetahuan haruslah sampai pada tingkat positif, barulah ia dapat memiliki makna kognitif.
3. Filsafat pada pandangan positivisme hanyalah sebagai analisis dan penjelasan makna dengan menggunakan logika dan metode ilmiah. Karena matematika dan logika sangat diperlukan untuk menganalisa pernyataan-pernyataan yang bermakna.
4. Bahasa filsafat mereka bangun dalam sebuah bahasa yang artifisial dan sempurna secara formal untuk filsafat, sehingga memperoleh efesiensi, ketelitian, kelengkapan seperti yang dimiliki sains-sains fisika.
5. Ciri positivisme yang cukup radikal adalah penolakan terhadap metafisika. Mereka menolak metafisika disebabkan hal-hal yang metafisika tersebut tidak dapat diverifikasi secara empiris dan bukan merupakan tautologi yang bermanfaat. Sesungguhnya tidak ada cara untuk menentukan kebenaran atau kesalahannya dengan merujuk pada pengalaman.
6. Penolakan positivisme yang sedemikian rupa terhadap metafisika ini juga mempengaruhi pandangan mereka terhadap agama dan etika. Bentuk agama yang tertinggi adalah evolusinya adalah agama kemanusiaan (religion of humanity) agama yang tiada merujuk pada Tuhan. Sedangkan etika bagi mereka adalah bentuk dari pernyataan emosi manusia yang mendiskripsikan sikap penolakan atau penerimaan terhadap sesuatu, yang semuanya tidak ada standarnya dan hubungannya dengan suatu yang transenden.

B. Kelebihan dari Epistemologi Positivistik
Adapun kelebihan daripadanya antara lain:
1. Dengan pandangan positivisme maka manusia akan terdorong dengan semangat optimisme untuk bertindak aktif dan kreatif.
2. Positivisme telah mendorong laju kemajuan di bidang fisik dan teknologi. Karena positivisme menganggap bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan fakta-fakta sajalah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek dibelakang fakta, menolak segala penggunaan metoda di luar yang digunakan untuk menelaah fakta.
3. Dengan munculnya pandangan tersebut, maka lahirlah model-model ilmu pengetahuan yang positif yang lepas dari muatan spekulatif, beserta hukum-hukumnya yang umum dan dinyatakan berlaku untuk segala-galanya.
4. Filsafat positivisme sangat berharga dalam usaha untuk lebih memahami implikasi penggunaan ilmu pengetahuan modern beserta teknologinya yang sangat menentukan hidup dalam kehidupan manusia dewasa ini.

C. Kritik Terhadap Epistemologi Positivistik
Beberapa kelemahan dari paham positivisme terutama di bidang penelitian yang pada akhirnya menimbulkan kritik adalah sebagai berikut:
1. Paham positivisme dalam usaha memecahkan suatu masalah di masyarakat bertitik tolak dari konsep, teori, dan hukum yang sudah mapan yang mungkin tidak relevan untuk situasi sosial yang khas dari masyarakat yang diteliti dan kurang mementingkan kepentingan praktis.
2. Penelitan lebih bersifat verifikasi terhadap teori-teori yang sudah ada, sehingga manfaat terapan untuk perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat dirasa sangat terbatas. Menurut Singarimbun (1989) teori baru tidak akan muncul dan berkembang karena bertitik tolak dari penalaran deduktif. Penalaran induktif baru digunakan untuk menguji hipotesis kerja dengan data empiris.
3. Kaum positivis mencari fakta-fakta atau sebab-sebab dari gejala sosial di masyarakat tanpa memperhatikan keadaan individu secara utuh.
4. Metode positivisme biasanya menggunakan pendekatan cross sectional studies dan bukan longitudinal studies. Penelitian cross sectional adalah penelitian dilaksanakan pada waktu tertentu. Contoh penelitian cross sectional adalah pelaksanaan sensus penduduk.
5. Responden dibagi ke dalam kategori-kategori tertentu atau klas-klas tertentu berdasarkan klasifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Keutuhan responden sebagai individu diabaikan. Jadi pengelompokan responden tanpa melihat latar belakang mereka.
6. Dalam pengumpulan data dan informasi sering melibatkan banyak peneliti sehingga kurang efisien dalam pembiayaan atau segi finansial.
7. Analisis dilakukan setelah data dikumpulkan pada akhir penelitian. Umumnya menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif terus berkembang sejalan dengan berkembangnya program-program komputer.


BAB III
KESIMPULAN

1. Secara garis besar epistemologi positivistik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu: (1) penekanan pada metode ilmiah, (2) mendasarkan sesuatu pengetahuan atas prinsip verifikasi, (3) penolakan terhadap metafisika, dan sebagainya.
2. Dengan adanya epistemologi positivistik maka mempunyai kelebihan diantaranya dan yang paling terpenting adalah kemajuan di bidang sains dan teknologi.
3. Walaupun terdapat kelemahan-kelemahan ataupun kritik terhadapnya namun penggunaannya di masyarakat sangat luas terutama untuk penelitian sosial. Metode penelitian di masyarakat leebih dikenal dengan “metode survei"


DAFTAR PUSTAKA

Bagoes Mantra, Ida, Prof., Ph.D., Filsafat Penelitian & Metode Penelitian Sosial, Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2004.
Muhajir, Noeng, Prof., Dr., H., Filsafat Ilmu: Telaah Sistematis Fungsional Komparatif, Rake Sarasin: Yogyakarta. 1998.
Munir, Misnal, Drs., M.Hum., dkk, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2006.
S. Praja, Juhaya, Prof., Dr., Aliran-aliran Filsafat dan Etika, Prenada Media: Jakarta. 2003.
Salam, Burhanudin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta: Jakarta. 1997.

Read More...

PERBEDAAN ILMU AKHLAK DAN KEILMUAN LAINNYA

PERBEDAAN ILMU AKHLAK DAN KEILMUAN LAINNYA
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah”AKHLAK TASAWUF



Disusun Oleh:
Kelompok I
Anggota
DANANG BENI PRASETYO (210208001)

SUSI LESTARI (210208025)


Dosen Pengampu :
Abid Rohmanu, M.H.I.



JURUSAN SYARI'AH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2009
BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling berhubungan. Namun hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, yang pertengahan dan ada pula yang agak jauh.
Ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlak dapat dikategorikan berdekatan antara lain Ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa dan Filsafat. Sedangkan ilmu-ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlakdapat dikategorikan pertengahan adalah Ilmu Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Sejarah, dan Ilmu Antropologi. Dan ilmu-ilmu yang agak jauh hubungannya dengan Ilmu Akhlak adalah Ilmu Fisika, Ilmu Biologi, dan Ilmu Politik.1
Dalam uraian berikut ini akan dibahas beberapa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan ilmu lainnya, diantaranya:
1. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?
2. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?
3. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?
4. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam?

BAB II
PEMBAHASAN



1. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid

Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid merupakan hubungan yang bersifat berdekatan, sebelum membahas lebih jauh apa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid terlebih dahulu kita mengingat kembali apa pengertian Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid.
Menurut Ibn Maskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbamgan.
Sedangkan Ilmu Tauhid adalah Ilmu yang membahas tentang cara-cara mengEsakan Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantar sifat Tuhan lainnya.2
Hubungan Ilmu antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid dapat dilihat melalui beberapa analisis
Pertama, dilihat dari segi obyek pembahasannya, Ilmu Tauhid sebagaimana diuraikan di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan sehingga perbuatan yang dilakukan manusia semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian Ilmu Tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah, 98: 5) yang artinya:
Padahal mereka tidak disuruh supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.
Kedua, dilihat dari segi fungsinya, Ilmu Tauhid menghendaki agar seseorang yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu.
Masalnya jika seseorang beriman kepada malaikat, maka yang dimaksudkan antara lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti sifat jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan Tuhan, percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani melanggar larangan Tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah berfirman dalam QS. Al-Tahrim, 66: 6) yang artinya: (Malaikat-malaikat) itu tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dari uraian yang agak panjang lebar ini dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan yang erat antara keimanan yang dibahas dalam Ilmu Tauhid dengan perbuatan baik yang dibahas dalam Ilmu Akhlak. Ilmu Tauhid tampil dalam memberikan bahasan terhadap Ilmu Akhlak, dan Ilmu Akhlak tampil memberikan penjabaran dan pengamalan dari Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya dan akhlak yang mulia tanpa Tauhid tidak akan kokoh. Selain itu Tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah letaknya hubungan yang erat dan dekat antara Tauhid dan Akhlak.3




2. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan. Pengertian Ilmu Tasawuf adalah Ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa.4
Tujuan Ilmu Tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji.
Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia.
Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf lebih lanjutr dapat diuraikan sebagai berikut:
Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur'an dan Al-Hadist mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan Al-Hadist menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.5
Jadi hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.6

3. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Sebagaimana Ilmu Tasawuf, Ilmu Filsafat juga mempunyai hubungan yang berdekatan dengan Ilmu akhlak. Pengertian Ilmu Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidang kajiannya mencakup berbagai disiplin ilmu antara lain:
a. Metafisika : penyelidikan di balik alam yang nyata
b. Kosmologo : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
c. Logika : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika : pembahasan tentang timgkah laku manusia
e. Theodica : pembahasan tentang ke-Tuhanan
f. Antropolog : pembahasan tentang manusia
Dengan demikian, jelaslah bahwa etika/akhlak termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu terendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika/akhlak, dalam proses perkembangannya, sekalipun masih diakui sebagian bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.7
Selain itu filsafat juga membahas Tuhan, alam dan makhluknya. Dari pembahasan ini akan dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara berhubungan dengan Tuhan dan memperlakukan makhluk serta alam lainnya. Dengan demikian akan diwujudkan akhlak yang baik terhadap Tuhan, terhadap manusia, dan makhluk Tuhan lainnya.8
Jadi kesimpulannya hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah mempelajari ilmu0ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.



4. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam
Pengertian hukum islam atau hukum syara' menurut ulama ushul ialah doktrin (kitab) syari’ yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan memilih atau berupa ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh kitab syari’ dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah. 9
Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut (ditaati) oleh seorang muslim. Dan di dalamnya termuat Ilmu Akhlak.
Pokok pembicaraan mengenai hubungan akhlak dengan ilmu hukum adalah perbuatan manusia. Tujuannya mengatur hubungan manusia untuk kebahagiannya.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam adalah akhlak dapat mendorong manusia untuk tidak berfikir dalam keburukan, tidak mengkhayal yang tidak berguna, sedangkan hukum dapat menjaga hak milik manusia dan mencegah orang untuk melanggar apa yang tidak boleh dikerjakan.
Selain itu, di dalam hukum terdapat sanksi-sanksi yang dapat memberi hukuman bagi seorang yang memiliki akhlak buruk. Misalnya saja suatu ketika ada seseorang yang berakhlak kurang baik melakukan suatu tindakan buruk contohnya mencuri, dia akan mendapatkan sanksi, karena secara hukum dia telah melakukan pelanggaran.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak.
BAB III
KESIMPULAN


? Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid adalah Tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut.
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf adalah Akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah mempelajari ilmu0ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak.
DAFTAR PUSTAKA


AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta:PT Raja Grafindo, 2004.

Http://hk-islam.blogspot.com/2008/09/pengertian-hukum-islam-syariat-islam.html

Mulyadi. Aqidah Akhlak. Jakarta: tp. 2005.

Nasution, Harun, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran,(Bandung: Mizan, 1995), cet. III, 59.

Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan Jakarta: Universitas Indonesia, 1972), cet.II. Hlm. IV.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006.






Read More...

SYARAT-SYARAT HADITS SHAHIH


SYARAT-SYARAT HADITS SHAHIH



Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada
mata kuliah “Ulumul Hadits”




Disusun Oleh :
1. Liana Dewi Susanti 210208023
2. Ani Sri Wahyuni 210208024
3. Susi Lestari 210208025

Dosen Pengampu :

Bu Irma



JURUSAN SYARI’AH
PRODI MU’AMALAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2009

BAB I
PENDAHULUAN


Ada beberapa hal yang sangat penting dan mesti kita ketahui dalam majalah hadits yaitu ;
1. Pada awalnya Rasulullah saw melarang para sahabat menuliskan hadits karena dikhawatirkan akan bercampur baur penulisannya dengan Al-Qur’an
2. Perintah untuk menuliskan hadits yang pertama kali adalah oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz.
3. Ulama yang pertama kali mengumpulkan hadits adalah Ar-Rabi bin Shabi dan Said bin Abi Arabah
4. Pada kurun ke-2 Imam masih menulis Al-Muwatha di Madnah, di Makkah hadits, dikumpulkan oleh Muhammad Abdul Malik bin Ibnu Juraiz, di Syam Imam Al-Auzai, di kuffah oleh Sufyan At-Tsauri, di Basrah oleh Hammad bin Salamah
5. Pada awal abad ke-3 H mulai dikarang kitab-kitab, musnad, seperti musnad Na’m Ibnu Hammad.
6. Pada pertengahan abad ke-3 H mulai dikarang kitab shahih Bukhari Muslim.
Disini kami akan coba menjelaskan mengenai syarat-syarat hadis shohih dan yang berkaitan dengannya.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian hadits shahih, diantaranya:
1. Disebutkan dalam muqaddimah Ath Thariqoh Al Muhammadiyah bahwa hadits shahih ialah:
ماسلم لفظه من ركا كة ومعناه من مخالفة اية او خبر متوا تر اواجماع وكان رواته عدولا
“Hadits yang sejahtera lafadhnya dari keburukn susunannya, sejahtera maknanya dari menyalahi ayat, atau khabar mutawatir atau ijma’ dan segala perawinya orang yang adil.”

2. Disebutkan dalam At Ta’riefat x bahwa hadist shahih ialah:
ماسلم لقظه من ركاكة وسلم معناه من مخالفة اية اوخبر متواتر واتصل اسناده بنقل عدل ضابظ
“Hadits yang sejahtera lafadhnya dari keburukan susunan, sejahtera maknanya dari menyalahi ayat, atau khabar mutawatir, dan tsanadnya bersambung-sambung dengan orang yang adil lagi keras hafalannya.”

3. Al Hafidz Ibnu Hajar x mengatakan bahwa hadist shahih ialah:
مارواه عدل تام الضبط متصل مسند غير معلل ولا شاد
“Hadist yang diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna keras ingatannya bersambung-sambung terus sanadnya kepada Nabi SAW, tidak tidak ada sesuatu yang cacat dan tidak bersalahan riwayar itu dengan riwayat itu dengan riwayat orang yang lebih rajin dari padanya.

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hadits yang shahih adalah hadits-hadits yang memenuhi 5 syarat yaitu :
a. Persambungan sanad
b. Keadilan para perawi (adalah ar-ruwah)
c. Para perawi bersifat dhabith (dhabth ar-ruwah)
d. Tidak terjadi kejanggalam (syadzdaz)
e. Tidak terjadi ‘illat.

A. Persambungan Sanad (إتصل السند)
Sanad menurut lughawi berarti sandaran, yang dapat dipercaya, kaki bukit. Sedangkan menurut istilah berarti jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadits.
Maksud persambungan sanad adalah tiap rowi hadits tersebut menerima hadits dari rawi terdekat sebelumnya.
Suatu sanad hadits dinyatakan bersambung apabila
a. Seluruh periwayat dalam sanad itu benar-benar siqat ladil
b. Antara masing-masing periwayat dengan periwayat terdekat sebelumnya dalam sanad benar-benar telah terjadi hubungan periwayatan hadits secara sah.
Untuk mengetahui bersambung atau tidaknya sanad sebuah hadits para ulama menempuh tata kerja penelitian sebagai berikut :
c. Mencatat semua nama periwayat dalam sanad yang diteliti
d. Mempelajari sejarah hidup masing-masing periwayat
e. Meneliti kata-kata yang menghubungkan antara para periwayat yang terdekat dalam sanad.

B. Keadilan Para Parawi (adalah ar-ruwah)
Pengertian adil dalam bahasa adalah seimbang atau meletakkan sesuatu pada tempatnya, lawan dari lazim.
Dalam menilai keadilan seseorang tidak harus meneliti ke lapangan langsung, dengan cara bertemu langsung, hal ini sangat sulit, dilakukan karena mereka para perawi hadits hidup pada abad awal perkembangan Islam. Kecuali mereka yang hidup bersamanya atau yang hidup sezaman. Oleh karena itu, dalam menilai keadilan seseorang periwayat cukup dilakukan dengan salah sau tehnik berikut :
1) Keterangan seorang atau beberapa ulama’ ahli ta’dii bahwa seseorang itu bersifat adil, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab-kitab al-Jarh wa at’dii
2) Ketenaran seseorang bahwa ia bersifat adil seperti Imam empat, Hanafi, Maliki, Asy-Syafii dan Hambali.
Menurut al-khathib al-baqdadi adilnya para Rasul tercermin dalam kemandapan beragamnya, sekaligus terhindar dari segala bentuk kefasikan, dan rendahnya muruah, ini dikuatkan oleh Dr. Subhi ash-shalih yang menyatakan bahwa adil-nya rowi terlihat pada pengalaman dan ketekunannya dalam menunaikan ajaran agama, terhindat dari perbuatan terlarang dan keji, memprioritaskan kebenaran serta memelihara ucapannya keadilan rawi yang digunakan :

a) Popularitas keutamaan dan kemaiyaannya dikalangan ulama’ hadis.
b) Peneliti dari para kritikus rowi yang berisi pengungkapan terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada rowi tersebut.
c) Penerapan kaedah al-jarh wa at-fa’dil yang dipakai ketika para kritikus rawi tidak sepakat dalam menitai rowi.
Jadi dengan demikian penerapan keadilan rowi hadis diperlukan kesaksian para ulama’

C. Para Perawi bersifat dhabith (Dhabth ar-rawah)
Maksudnya para perawi mempunyai daya ingat yang kuat dan sempurna, daya ingat dan hafalan kuat ini sangat diperlukan dalam rangka hafalan kuat ini sangat diperlukan dalam rangka menjaga otoritas, hadits, mengingat tidak seluruh hadis, tercatat pada masa awal perkembangan Islam atau jika tercatat catatan tulisannya harus selalu benar tidak terjadi kesalahan yang mencurigakan sifat dhabith ada dua macam :
1) Dhobith dalam dada (adh-dholath fi-shudur)
artinya memiliki daya ingat dan hapal yang kuat sejak ia menerima hadis dari seseorang Syakh atau seorang gurunya sampai dengan pada saat menyampaikan kapan saja diperlukan kepada orang lain.
2) Dhobith dalam tulisan (adh-bhabth fi ash-sudur)
Artinya tulisan hadisnya sejak mendengar dari gurunya terpelihara dari perubahan, pergantian, dan kekurangan. Singkatnya tidak terjadi kesalahan-kesalahan tulis kemudian di ubah dan diganti karena hal demikian akan mengandung keraguan atas kethabith-an seseorang.
Untuk mengetahui ke dhobith-an seseorang, dapat dilakukan dengan diadakan komparasi dengan periwayat orang-orang tsiqah lain atau dengan keterangan seorang peneliti yang dapay dipertanggung jawabkan (ma;tabar). Bandingkan sanad hadis periwayatan seseorang dengan berbagai sanad yang berbeda, jika periwayatan orang-orang tsiqoh berarti ia dhabth jika banyak bertentangan, berarti ia tidak dhabith.

D. Tidak terjadi Kejanggalam (Syadzdz) / (Syadz)
Syadz dalam bahasa berarti ganjil, terasing/menyalahi aturan. Maksud Syadzdz disini adalah periwayat orang tsiqah (terpecaya yakni adil dan dhabith) bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih tsiwah. Dengan demikian, jika disyaratkan hasid shahih harus tidak terjadi Syadzdz berarti hadist tidak terjasi adanya periwayatan orang tsaqah bertentangan dengan orang yang leboh Stiqah. Akan tetapi, jika periwayat seorang dhaif bertentangan dengan periwayatan orang tsiwah tidak dinamakan syuadzdz, tetapi hadid munkar yang tergol, hadis dhaid, periwayatan orang tsaqih bertentangan dengan seorang dha’if dsb ma’ruf.
Menurut al-syafi’lt suatu Syadzdz oleh ulama dan sebagainya hadid Syadz, sedang “lawan” dari hadis Syadz dsb sebagai hadis mahfuzh. Kalau begitu, Argumen yang mendasari timbulnya unsur terhindar dari Syudzudz adalah argumen metodologi. Maksudnya :
a) Pada tahap penelitian I, hadis tertenru yang akhirnya dinyatakan bersyudzudz itu adalah hadis yang berkualitas
b) Pada tahap penelitian berikutnya, sanad yang tadinya dinilai sahih itu diperbandingkan dengan sanad-sanad lainnya yang juga sahih karena sanad tersebut bertentangan, maka sanad yang bertentangan itu dinyatakan tidak sahih.
Apabila istilah siqat merupakan gabungan dari istilah adil dan dhahith maka dikalahkannya periwayat yang siqat oleh yang lebih siqat bukanlah dari segi keadilan, melainkan dari segi kedhabithannya karena:
a) Sifat adil adalah sifat dasar yang dimilai oleh seorang periwayat yang dipercaya.
b) Tingkatan dhabith-an ada 2 : dhabith dan dhabith plus (tam al-dhabth). Disamping itu ada pula istilah khafif al dabth yaitu kurang sedikit dhabith-annya dan kualitas hadisnya dsb hasan. Sedang walau sifat adil pada kenyataannya. Tingkat intensitas keadilan periwayatan dapat saja berbeda, tetapi dalam ilmu hadis tidak dikenal istilah-istilah a’dal (lebih adil) dan khafif al ‘adl (kurang sedikit adil).
Dengan demikian dapat ditegaskan, bahwa penyenan utama Syadz sanad hadid adalah karena perbedaan tingkat, ke-dhabith-an periwayat. Bentuk kongkret ke-syadz-an sanad hadis dalam hal ini adalah keterputusan sanad.
Jadi sekiranya unsur sanad bersambung / periwayatan bersifat dhabith benar-benar telah terpenuhi, niscaya kesyadz-an sanad tidak akan terjadi. Keberadaan unsur terhindar dari Syudzudz dalam kontek definisi tentang hadis sahih bersifat metodologi dan penekanan akan keberadaan unsur-unsur sanad bersambung bersifat dhabith (tepatnya dalam hal ini : periwayatan yang tam al – dhubzh)

E. Terhindar dari ‘Illat
Dalam bahasa arti ‘iiat adalah penyakit, sebab, alasan / udsur. Sedang arti ‘illat disini adalah suatu sebab tersembunyi yang membuat cacat keabsahan suatu hadis padahal selamat dari catat tersebut.
Ulama hadis umumnya menyatakan ‘illat kebanyakan terjadi dan terbentuk :
a) Sanad yang tampak multashil dan marfu’ ternyata muttashil dan mauquf
b) Sanad yang tampal muttashil dan marfu’ ternyata setelah diselidiki muttashil dan mursal.
c) Terjadi kesalahan dalam hal penyebuatan rawi karena adanya rawi-rawi yang punya kemiripan nama sedangkan kualitasnya berbeda dan tidak semua tsiqqah.
Catat hadis ini dapat diketahui dengan cara kecerdasan seseorang isntuisi (ilham), hafalan hadis yang banyak, mendapam pengetahuannya tentang berbagai ke-dhabith-an para rawi, serta ahli dalam bid-sanad dan matan hadis.
Apabila suatu hadis memenuhi syarat kriteria dimula maka hadid tersebut digolongkan sebagai hadis yang shahih al-isnad. Dan dengan demikian tinggal mengadakan kritik terhadap matan hadid tersebut (an-naqd ad-dakhili)





BAB III
PENUTUP


Pengertian hadits Shahih adalah hadist yang memenuhi 5 syarat yaitu :
- Persambungan sanad
- Keadilan para perawi (adalah ar-ruwah)
- Para perawi bersifat dhabith (dhabith ar-ruwah)
- Tidak terjadi kejanggalan (syadzdz)
- Tidak terjadi illat



DAFTAR PUSTAKA


Matsna, Moh. Qur’an Hadits. Semarang : PT. Karya Toha Putra. 1997.
Shiddieqy, T.M. Hasbi Ash. Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits. Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1987.
Ilyas, Yunandar. Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadits. Yogyakarta : LPPI. 1996.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadits. Jakarta : Amzah, 2002.
Ismail, M.Syuhudi. Kaedah Kesahihan Sanad Hadis. Jakarta : PT. Bulan Bintang. 1995.
http://fadliyanur.multipy.com/journal/item/36

Read More...

Pendidikan agama Islam di Indonesia

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi salah satu
Tugas Pada Mata Kuliah “ PKTI”








Dosen Pengampu :
LUHUR PRASETIYO, M.E.I

Disusun Oleh
ULFA ULA
210208012

Jurusan/Prodi
SYARIAH MUAMALAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
TAHUN AJARAN 2008/2009








BAB I
PENDAHULUAN

Agama Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi pendidikan. Di dalam Islam, terdapat dua sumber yang menjadi dasar bagi ajaran-ajarannya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Di dalamnya sudah dianjurkan dan diserukan kepada manusia untuk selalu menuntut ilmu, baik dari lahir sampai mereka meninggal.
Selain itu, manusia juga dituntut untuk mencari ilmu walaupun mereka harus meninggalkan negeri kelahirannya. Hal itu dimaksudkan untuk terciptanya manusia yang pandai dan terampil, sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Pendidikan Islam
Kata “Islam” dalam Pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam.
Menurut istilah, Pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang dikelola, dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat Islam. Sedangkan menurut Abdurrahman Al-Bani, Pendidikan Islam adalah pengembangan seluruh potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran Islam.
Pendidikan Islam merupakan prinsip yang unggul karena ia menghubungkan prinsip mengenal Tuhan, alam dan diri sendiri secara serentak tanpa terpisah satu sama lain, seperti yang telah disebutkan dalam (Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5)
Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan kepada manusia untuk belajar mengenal Tuhannya, alam lingkungannya dan diri sendiri, karena ketiganya merupakan prinsip kehidupan.
Selain itu, dalam pendidikan Islam terkandung makna atau nilai tentang kehidupan Islam atau Minhajul Hayah (Way of Life) yang menjadi tujuan bagi para peserta didik.
Menurut Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid, Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang sangat strategis bagi bangsa ini dalam menjalankan misi dari pendidikan nasional. Peran tersebut adalah:
a. Membentuk sikap dan kepribadian yang kuat pada peserta didik
b. Memompa semangat keilmuan dan karya peserta didik
c. Membangun kepribadian atau karakter orang saleh
d. Membangun sikap peduli dan pandangan luas untuk kepentingan masa depan bangsa dan masyarakar banyak.
2. Tujuan Pendidikan Islam
a) Terciptanya manusia yang berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Allah
b) Terbentuknya manusia yang menyerahkan diri atau beribadah kepada Allah
c) Terciptanya kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat
d) Mengembangkan potensi fitrah manusia agar berkembang secara optimal, sehingga peserta didik dapat menjalankan amanah penciptanya, yakni menjadi khalifah di muka bumi.

3. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam
Seperti halnya Pendidikan Nasional, bentuk-bentuk lembaga di dalam Pendidikan Islam juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu lembaga pendidikan Islam di dalm sekolah (lembaga pendidikan Islam formal), seperti: Sekolah Islam, Madrasah, Lembaga Pendidikan di luar sekolah (non formal), seperti Keluarga, TPQ, Majelis Taklim, dll.
a) Madrasah atau Sekolah Islam
Madrasah adalah lembaga penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu dan sistematis. Prosedur pendidikannya diatur sedemikian rupa, ada guru, siswa, jadwal pelajaran yang berpedoman pada kurikilum, serta dilengkapi jam-jam tertentu waktu belajar dan berbagai fasilitas belajar.
b) Keluarga
Keluarga termasuk ke dalam kelompok lembaga pendidikan di luar sekolah. Islam memandang keluarga sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan karena di dalam keluarga berlansung proses kependidikan. Anak berperan sebagai peserta didik, orang tua sebagai pendidik. Misalnya: saat anak menyusu, mendekap dada ibunya di sini terjalin hubungan batin yang demikian mendalam, binaan kasih saying yang tulus.
c) Taman Pengajian Al-Qur’an (TPQ)
TPQ adalah lembaga pendidikan Islam tingkat dasar di luar sekolah. Pesertanya secara umum memang ditujukan pada anak-anak usia taman kanak-kanak (TK). Tetapi pada praktiknya, sering ditemui anak-anak usia SD atau SLTP, bahkan terkadang SLTA yang ingin lancer membasa Al-Qur’an. Hampir dapat dipastikan setiap ada masjid atau langgar, di sana pasti ada TPQ.
Materi yang diajarkan dalam TPQ adalah membaca Al-Qur’an, doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, praktik wudlu dan shalat yang baik. Metode pengajaran yang digunakn adalah “BCM”, yaitu Baca, Cerita, dan Menyanyi.
d) Majelis Taklim
Majelis taklim adalah salah satu sarana pendidikan dalam Islam. Majelis taklim lebih kita kenal dengan istilah-istilah pengjian-pengajian atau berbentuk halaqah. Umumnya berisi ceramah atau khotbah keagamaan Islam.
Tetapi dalam perkembangannya, majelis taklim sering juga didunakan sebagai wahana diskusi ilmiah, sosiologi, politik, hokum, dll. Ini sangat terlihat pada masjid-masjid di lingkungan perguruan tinggi.
BAB III
PENUTUP

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan:
1. Pendidikan Islam adlah lembaga pendidikan yang dikelola, dilaksanakan dan dipergunakan bagi umat Islam
2. Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang bertaqwa, berakhlaq mulia, serta terciptanya kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat
3. Lembaga-lembaga pendidikan Islam adalah Madrasah, Keluarga, TPQ, dan Majelis Taklim.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Chalidjah. Kajian Perbandingan Pendidikan. Surabaya: Al-ikhlas, 1995.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.

Ungguh Muliawan, Jasa. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

http://www.depag.go.id/index.php?a=detilberita&id=3248


Read More...

makalah penegakan hukum

PENEGAKAN HUKUM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
pada Mata Kuliah “ILMU HUKUM”








Disusun Oleh:
Kelompok VII

SUPARNO
210208004

SUSI LESTARI
210208025

Dosen Pengampu :
LAYYIN MAHFIANA, SH, M.HUM

Jurusan/Prodi
SYARI’AH MU’AMALAH







SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2009
BAB I
PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini sesuai dengan pasal 1 ayat 3 UUD 1945 amandemen ketiga. Salah satu hal yang perlu diperhatikan demi terwujudnya Negara hukum tersebutdiperlukan adanya suatu penegakan hokum yang baik di Negara Indonesia ini.
Penegakan hukum sangat dibutuhkan pula demi terciptanya keadilan, keamanan, ketentraman dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk itu dalam makalah ini mencoba memberi penjelasan secara singkat untuk menambah pengetahuan masyarakat terkait dengan penegakan hukum, yaitu meliputi:
1. Apakah Pengertian Penegakan Hukum itu?
2. Siapa Sajakah Aparat Penegak Hukum itu?
3. Apa Sajakah Factor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum itu?
BAB II
PEMBAHASAN
PENEGAKAN HUKUM

A. Pengertian Penegakan Hukum
Tahap pembuatan hukum masih harus disusul oleh pelaksanaannya secara konkrit dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Inilah yang dimaksud penegakan hukum itu.
“Negara Indonesia adalah Negara hukum”, dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 3 amandemen ketiga. Dalam penjelasan UUD 1945 mengenai sistem pemerintahan Negara disebutkan bahwa ”Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtsstaat)”. Prinsip dasar yang dianut dalam hukum dasar tersebut memberikan gambaran hokum menjadi landasan kehidupan masyarakat. Atau dengan kata lain yang ingin ditegakkan dalam Negara ini adalah supremasi hokum bukan supremasi kekuasaan.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam menegakkan hokum, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Oleh karena itu Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide itulah yang merupakan hakikat dari penegakan hukum.
Penegakan hukum harus berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, karena hukum diciptakan semata-mata untuk kepetingan masyarakat. Sehingga dengan adanya penegakan hukum diharapkan masyarakat dapat hidup aman, damai, adil, dan sejahtera.
B. Aparat Penegak Hukum
Aparat penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Aparat penegak hukum yang terlibat dalam penegakan hukum antara lain:
1. Saksi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang perkara pidana yang didengar, dilihat, atau dialami sendiri.
2. Polisi
polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib
3. Hakim
Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional..
4. Jaksa
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
5. Pengacara
Pengacara adalah seseorang yang membantu penggugat maupun tergugat dan diangkat oleh Pengadilan Tinggi tertentu dan batas wilayah tugasnya hanya diperbolehkan dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi tersebut
6. Sipir
Sipir merupakan seseorang yang diberikan tugas dengan tanggung jawab pengawasan, keamanan, dan keselamatan narapidana di penjara maupun rutan.
Dalam proses bekerjanya aparat penegak hukum itu, terdapat tiga elemen penting yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Institusi penegak hukum beserta perangkat sarana dan prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya.
2. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya.
3. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum materiilnya maupun acaranya.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
1. Faktor hukumnya sendiri/substansi
Semakin baik suatu peraturan hukum akan semakin memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, samakin tidak baik suatu peraturan hukum akan semakin sukarlah menegakkannya. Di dalam menyusun hukum yang baik, maka diperlukan ilmu dan teknologi hukum yang cukup. Untuk menyusun peraturan perundang-undangan tertentu, misalnya, selain diperlukan kemahiran membuat peraturan secara teknis, juga diperlukan pengetahuan yang sistematis mengenai materi atau substansi yang akan diatur dengan peraturan tersebut. Peraturan hukum yang baik itu adalah peraturan hukum yang:
a. Yuridis yaitu apabila peraturan hukum tersebut penentuannya berdasarkan kaidah yang lebih tinggi tingkatannya. Hal ini berarti pula peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang lebih tinggi.
Ex: undang-undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
b. Sosiologis yaitu apabila hukum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat kepada siapa peraturan hukum tersebut ditujukan/diberlakukan.
c. Filosofis yaitu apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum sebagai nilai positif tertinggi, yaitu masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Faktor Penegak Hukum
Yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum.. Mentalitas penegak hukum merupakan titik sentral daripada proses penegakan hukum. Hal ini disebabkan, oleh karena pada masyarakat Indonesia masih terdapat kecenderungan yang kuat, untuk senantiasa mengidentifikasikan hukum dengan penegaknya. Apabila penegaknya bermental baik, maka dengan sendirinya hukum yang diterapkannya juga baik. Kalau saja penegak hukum tidak disukai, maka secara serta merta hukum yang diterapkan juga dianggap buruk.
3. Faktor Sarana atau Fasilitas
Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin penegakan hokum akan berlangsung dengan lancar. Sarana atau fasilitas antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup dan seterusnya. Kalau hal-hal itu tidak terpenuhi maka mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya.
Bahwa sarana atau fasilitas mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kelancaran pelaksanaan penegakan hukum sangat mudah dipahami, dan banyak sekali contoh-contoh dalam masyarakat.
Misalnya penanganan kasus yang sampai pada tingkat kasasi yang sangat lambat, hal ini disebabkan jumlah hakim tidak sesuai dengan jumlah perkara yang masuk.
4. Faktor Masyarakat
Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum maka semakin memungkinkan adanya penegakan hukum di masyarakat. Karena hukum adalah berasal dari masyarakat dan diperuntukkan mencapai keadilan di masyarakat pula.
Kesadaran hukum adalah pengetahuan, penghayatan dan ketaatan masyarakat akan adanya hukum. Kesadaran tersebut dipengaruhi oleh faktor agama, ekonomi, politik dan sebagainya. Taraf kesadaran hokum para warga masyarakat, merupakan faktor yang penting di dalam menegakkan hukum. Oleh karena ada kecenderungan kuat untuk berorientasi ke atas, maka mentalitas penegak hukum sangat besar peranannya di dalam mengusahakan adanya kepatuhan hukum.
5. Faktor Kebudayaan/Culture
Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hokum yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari). Kebudayaan mendasari adanya hukum adat, yakni hukum kebiasaan yang berlaku. Selain itu juga ada hokum tertulis (perundang-undangan) yang dibentuk oleh golongan tertentu yang mempunyai wewenang dan berlaku di masyarakat itu juga yang mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adap agar hokum perundang-undangan dapat berlaku efektif. Dengan demikian semakin banyak persesuaian, semakin memungkinkan untuk hukum itu ditegakkan.



BAB III
KESIMPULAN

o Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
o Aparat penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hokum dan aparat (orangnya) penegak hokum.
o Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum antara lain: hukumnya sendiri/substansi, Penegak Hukum, Sarana atau Fasilitas, Masyarakat, Kebudayaan/Culture.



DAFTAR PUSTAKA

Mahfiana, Layyin, Ilmu Hukum, STAIN Ponorogo Press, Ponorogo, 2007.

Uki, Fh, Membangun dan Menegakkan Hukum dalam Era Pembangunan berdasarkan pancasila dan UUD1945, Erlangga, Jakarta, 1983.

Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.

Read More...