BY: M. Tasar Karimuddin
Masih berbisik suara mereka ditelingaku
Berteriak, menangis seakan diazab
Didalam putaran bergulung kita baku
Kini sirna dengan empat kali atap
Ingatkah kita akan teguran maut
Cinta dunia fana tak berguna
Nyata tersirat murkanya sang laut
Alam merata tiada bernyawa
Tapi, mengapa mereka bagaikan syeitan
Hilang ingatan akan ombak yang bergulung
Apa karna jabatan menjadikannya sultan?atau,
Keluarganya terhindar meraih untung
Seuramoeku kini berbeda semenjak dijamah
Seuramoeku kini bervirus penyakit parah
Sanjay place, Agra
Sunday, May 25, 2008
12:45 PM
|
|
---|
Sunday, May 25, 2008
puisi: Seuramoeku
Friday, May 23, 2008
Puisi: Pusaka
By: M. Tasar Karimuddin
Nak, ingatlah pusaka ayahanda
Bukan rencong atau kekayaan
Kata-kata indah yang selalu berirama
Tampa instrument kau pulas diayunan
Nak, masih ingatkah akan nada- nada itu
Ibu selalu bernyanyi sebagai pengantar tidurmu
Kamu tersenyum dan meniru kataku itu
Ibu berdo’a semoga nada itu menjadi senjatamu
Adikku, bangunlah istana yang indah
Namun, tak megah bagi yang melihat
Hidup dan matilah ditemani mimpi indah
Walau sesaat namun tercatat
Pusaka kami akan kekal
Hari ini menyusun bekal
Senyumlah dalam segala hal
mungkin esok bertamukan ajal
Sanjay Place, Agra
Saturday, May 24, 2008
12:50 AM